Jumat, 29 Maret 2024

Puluhan Petani Sawit Diserang Preman Bayaran, Korban Minta Usut Tuntas

Murianews
Selasa, 21 Juni 2022 16:50:43
Warga yang menjadi korban penyerangan preman bayaran masih bertahan di perkebunan sawit (Kompas.com)
[caption id="attachment_297389" align="alignleft" width="880"]Puluhan Petani Sawit Diserang Preman Bayaran, Korban Minta Usut Tuntas Warga yang menjadi korban penyerangan preman bayaran masih bertahan di perkebunan sawit (Kompas.com)[/caption] MURIANEWS, Kampar – Puluhan petani kelapa sawit di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Kepulauan Riau (Kepri) yang diserang oleh preman bayaran, meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas. Selain itu, mereka juga meminta agar dalang dibalik penyerangan itu turut ditangkap oleh pihak yang berwajib. Sebab, banyak para petani yang mengalami luka bacok. Tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak juga menjadi korban kebrutalan mereka. Dalam kasus ini, Polres Kampar dan Polda Riau telah menangkap 21 pelaku penyerangan usai kejadian. Namun, warga berharap polisi dapat mengungkap siapa dalang di balik penyerangan itu. ”Kami sangat berharap kepada polisi agar menangkap otak atau dalang pelaku yang menyerang kami. Biar kita tahu siapa yang menyuruh mereka (pelaku penyerangan)," ucap Edi (40), salah seorang warga yang menjadi korban penyerangan, dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/6/2022). Baca: Petani Sawit Riau Diserang Preman Bayaran, Anak-anak Jadi Korban Edi yakin, puluhan orang yang menyerang ratusan petani sawit yang tergabung dalam Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo Desa Terantang merupakan suruhan seseorang. Sebab, tak satupun pelaku dikenali para petani. ”Kami tidak kenal dengan mereka. Apa mungkin mereka menyerang begitu saja tanpa ada yang menyuruh. Jadi tolong tangkap dalang pelakunya pak polisi,” kata Edi. Baca: Ratusan Petani Sawit di Riau Diserang Kelompok Preman Bayaran Edi menyebut, saat ini dia bersama warga lainnya masih berada di lahan perkebunan kelapa sawit. Dirinya berharap tidak ada lagi pihak yang melakukan penyerangan atau kekerasan. ”Kami sekarang di lahan. Kami jaga. Karena ini lahan tanah ulayat kami. Semoga tidak ada lagi orang-orang yang menyerang kami,” terang Edi.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar