Jumat, 29 Maret 2024

Majukan Tren Fashion Busana Muslim, Kudus Gelar Pelatihan Konveksi

Anggara Jiwandhana
Senin, 13 Juni 2022 16:35:37
Pembukaan pelatihan vokasional bidang konveksioleh Mawar Hartopo. (Murianews/Istimewa)
[caption id="attachment_295723" align="alignleft" width="1280"] Pembukaan pelatihan vokasional bidang konveksioleh Mawar Hartopo. (Murianews/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, mengadakan pelatihan vokasional bidang konveksi dengan menggandeng SMK NU Banat Kudus yang terkenal sebagai sekolah vokasi tata busana. Pelatihan itu diikuti para pelaku usaha mikro kecil menengah yang bergerak di bidang konveksi. Adapun pelaksanaannya dilakukan di Gedung SMK NU Banat Kudus, Senin (13/6/2022) dan dibuka langsung oleh Ketua TP PKK Mawar Hartopo. Tiga pelatih profesional pun didatangkan dalam kesempatan itu. Goals-nya adalah menciptakan tren busana muslim yang up to date dan menjual di pasar nasional bahkan internasional. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Perindustrian dan Koperasi UKM (Disnaker Perinkop UKM) Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati menjelaskan, pelatihan dilakukan untuk memajukan SDM pelaku UMKM di bidang fashion. Adapun kegiatannya, akan dilaksanakan selama empat hari ke depan dan diikuti 25 peserta. ”Untuk meningkatkan daya saing dalam dunia fashion ini perlu kualitas SDM yang baik, karena itu peningkatan sumber daya manusia untuk pelaku usaha bidang fashion perlu dilakukan,” jelasnya. Baca: Busana Karya Siswi SMK NU Banat di Kudus Mejeng di MUFFEST+ Kepala SMK NU Banat Kasiati menyambut baik Kolaborasi tersebut. Apalagi, program pembelajaran sekolah yang digunakan adalah berbasis projek. Sehingga, dapat langsung diaplikasikan dalam dunia kerja maupun untuk pelaku usaha langsung. ”Program pembelajaran kami ini berbasis proyek yang tentunya bisa langsung diterapkan dalam prakteknya, sehingga kami bisa mendukung pelatihan ini,” ujarnya. SMK NU Banat sendiri, lanjut dia, memiliki cukup banyak project fashion dengan tema yang berbeda-beda, dengan kebanyakan terinspirasi dari kearifan lokal. Kasiati mengatakan, tema fashion yang sudah pernah diangkat adalah dandangan, troso, lurik, dan tahun ini mengangkat tema luwur.  Mengusung brand Zelmira, beberapa di antaranya telah pernah tampil dalam fashion show internasional. “Tema revive terbaru kami yaitu luwur. Terinspirasi dari kearifan lokal yaitu tradisi buka luwur. Karya-karya ini sudah pernah ikut fashion show luar negeri, ini akan kami bagi ilmunya kepada para peserta,” pungkasnya. Salah satu peserta, Lilis mengaku sangat antusias untuk mengikuti pelatihan vocational untuk pertama kali. Ia berharap ilmu dari pelatihan ini bisa meningkatkan usaha jahit dan kios yang dimilikinya di Desa Karangbener, Bae. Dengan terus meningkatkan kualitas produk busana yang dihasilkannya. “Sehari-hari punya usaha jahit dan kios di Karangbener. Sangat senang, baru pertama kali ikut pelatihan untuk vocational ini. Semoga bisa dapat ilmu untuk mengangkat kualitas usaha,” tandasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar