Jumat, 29 Maret 2024

Kadin DIY Ungkap Pentingnya Transformasi Pemasaran UMKM dari Konvensional ke Online

Murianews
Kamis, 9 Juni 2022 17:19:21
Wawan Hermawan (Kanan) sebagai narasumber dalam acara Webinar bertajuk Pemanfaatan Media Sosial Untuk Menciptakan Customer Engagement Pada Produk Usaha yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi (Himamikom) UPN Veteran Yogyakarta (Murianews/Tangkapan Layar)
[caption id="attachment_294975" align="alignleft" width="880"]Kadin DIY Ungkap Pentingnya Transformasi Pemasaran UMKM dari Konvensional ke Online Wawan Hermawan (kanan) meminta UMKM untuk menyesuaikan diri dengan tantangan digital. (Murianews/Tangkapan Layar)[/caption] MURIANEWS, Yogyakarta – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Wawan Hermawan mengungkap betapa pentingnya transformasi pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang semula konvensional beralih ke online. Transformasi ini kian nyata ketika usaha terjepit akibat pandemi Covid-19. Wawan mengatakan, pada masa pandemi Covid-19 dunia UMKM pada umumnya hanya mengetahui sedikit terkait penjualan secara online dan media sosial. Mereka lebih memilih untuk melakukan pemasaran secara konvensional. “Tetap di era new normal ini, UMKM dipaksa harus melakukan survival mode melakukan penjualan online melalui melalui media sosial,” terangnya dalam acara webinar ”Pemanfaatan Media Sosial untuk Menciptakan Customer Engagement pada Produk Usaha” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi (Himamikom) FISIP UPN Veteran Yogyakarta, Kamis (9/6/2022). Menurutnya, dalam situasi tersebut, pelaku usaha yang inovatif akan lebih cepat lolos dari survival mode. Namun, bagi pelaku usaha yang masih mempertahankan cara lama, diakuinya harus sedikit lebih bersabar. Baca: Pemanfaatan Medsos untuk Memmperluas Jangkauan Peromosi Produk UMKM Dia mencontohkan sebuah usaha tas yang terbuat dari kulit sapi di Yogyakarta, yakni Alra Lifestyle. Komposisi penjualan sebelum pandemi dengan pameran atau ritel sebanyak 70 persen, by order 20 persen dan online 10 persen. Namun pada masa pandemi dan melakukan transformasi penjualan, justru komposisi penjualannya berbanding terbalik, yakni dari online 50 persen, by order 40 persen dan ritel 10 persen. “Ini kondisi riil penjualan saat ini, (penjualan) online mendominasi. Tetapi kalau tidak ada transformasi yang semula konvensional menjadi online, kita tidak tahu nasibnya saat ini,” terangnya. Baca: Wapres Ma`ruf Amin Ajak UMKM Jeli Melihat Peluang Pasar Wawan yang juga ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin DIY tersebut menegaskan bahwa sudah saatnya bagi UMKM untuk menempuh jalur transformasi tersebut. Dunia digital saat ini merajai pasaran. Orang butuh apapun hanya butuh memesan memalui platform online, tak lama kemudian barang sampai di rumah. “Karena itu, tadi saya katakan bahwa UMKM saat ini dipaksa untuk melakukan penjualan secara online. Pertanyaannya, apakah sudah siap? Tentunya kita harus siap,” tegasnya.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar