Kamis, 28 Maret 2024

75 Persen Lahan Pertanian di Indonesia Sedang Sakit, Kenapa?

Murianews
Sabtu, 28 Mei 2022 20:54:13
Ilustrasi lahan persawahan yang mulai retak (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_175248" align="alignleft" width="880"]75 Persen Lahan Pertanian di Indonesia Sedang Sakit, Kenapa? Lahan persawahan kering keronta karena kemarau yang berkepanjangan. (Murianews/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Guru Besar Institus Pertanian Bogor (IPB) University Iswandi Anas Chaniago mengungkapkan bahwa saat ini sebanyak 75 persen lahan pertanian di Indonesia sedang sakit. Hal itu disebabkan karena kandungan bahan organik tanah sudah menipis lantaran terlalu banyak penggunaan pupuk kimia. Iswandi mencatat, pada era 1960-an, tanah di Indonesia masih mempunyai kadar organik yang cukup tinggi, sehingga masih sangat bagus. Namun, perlahan mulai menipis dengan banyaknya para petani yang memilih instan dengan menggunakan pukuk kimia. Dengan pupuk kimia, mereka ingin agar produk pertaniannya cepat panen dan tidak murah rusak. Sehingga keuntungan segara bisa didapatkan. Namun, disisi lain mereka melupakan bahwa terlalu banyak penggunaan pupuk kimia justru akan merusak kandungan tanah. Baca: PCNU Blora Siap Dampingi Petani Kembangkan Pertanian Organik "Tapi sifat manusia ingin mudahnya saja lebih memilih Urea atau SP saja daripada harus membawa pupuk organik begitu banyak, akhirnya pupuk organiknya ditinggalkan, sehingga lama kelamaan tanahnya rusak," katanya, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (28/5/2022). Ia menyebut, pada 1930-1950 Pulau Jawa masih didominasi kadar bahan organik tanahnya masih sangat tinggi. Namun pada 1960-1970 sebagian besar kadar organik tanah terus mengalami penurunan hingga 1 persen. Dilanjut kemudian pada 2010, kondisinya makin memperihatinkan. “Sekarang tanahnya pada rusak dan tidak gembur lagi,” imbuhnya. Karena itu, pihaknya mendorong penggunaan pupuk organic. Hal ini mengingat di Indonesia juga banyak sumber bahan pupuk organik yang dapat digunakan untuk pertanian. Misalnya ada limbah peternakan, pertanian, perikanan, tempat pembuangan akhir (TPA), pabrik gula, dan hutan tanaman industri (HTI). Baca: Pupuk Organik Diklaim Bisa Hasilkan Padi yang Lebih Sehat "Jadi, sebenarnya pupuk organik dan pupuk kimia bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk digunakan bersama-sama. Pupuk organik dilengkapi dengan pupuk kimia," ujarnya.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar