Petani Grobogan Dikenalkan Biosaka Gantinya Pupuk

MURIANEWS, Grobogan – Petani Grobogan dikenalkan biosaka, yakni cairan organik pengganti pupuk. Pengenalan itu dilakukan dalam acara Demplot Penerapan Biosaka pada Tanaman Pangan Grobogan di Desa Genengsari, Kecamatan Toroh, Sabtu (28/5/2022).
Di acara itu para petani dan penyuluh diperlihatkan cara pembuatan dan aplikasi penerapan biosaka. Untuk diketahui, biosaka merupakan teknik membuat ramuan dari bermacam rumput.
Rumput-rumput itu kemudian diremas di dalam air hingga berubah warna jadi ungu. Cairan itulah yang kemudian disemprotkan ke tanaman sebagai pengganti pupuk.
Baca: Desa Getas Blora Jadi Percontohan Pengolahan Lahan dengan Teknik Biosaka
Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian menghadirkan langsung sosok yang pertama kali menemukan teknik biosaka, Muhammad Ansar. Petani asal Blitar itu tak hanya memberikan penyuluhan mengenai biosaka, namun mempraktikkan langsung pembuatan dan penggunaannya.
“Rumputnya minimal lima jenis, tapi harus sempurna. Tidak boleh rumput yang bolong-bolong atau yang sudah kuning. Rumputnya harus yang terbaik,” terang Ansar sembari mencari rumput yang dimaksud.
Adapun rumput yang dimaksud untuk pembuatan biosaka ini yakni berbagai tanaman berdaun yang ada di sekitaran sawah. Daun ketela hingga daun pisang pun masuk dalam kategori ini. Yang terpenting, kondisinya masih sempurna.
Ansar menerangkan, saat ini di Kabupaten Blitar sudah ada ribuan petani yang menerapkan teknik biosaka ini. Sebagian masih mengombinasikan dengan pupuk kimia, namun sudah banyak yang memanfaatkan biosaka secara total.
Untuk lahan satu hektar jagung maupun padi, biosaka yang dibutuhkan satu liter setengah. Takaran itu berbeda dengan tanaman holtikultura.
“Untuk tanaman holtikultura, yang sudah dipraktikkan pada melon, per seribu batang itu butuhnya 1 liter,” tambahnya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pangan Suwandi mengatakan, banyaknya petani yang beralih ke biosaka daripada pupuk membuktikan bahwa teknik ini berhasil meningkatkan penjualan petani.
Pihaknya pun berharap ada banyak petani Grobogan yang benar-benar bersedia menerapkan teknik ini. Di kesempatan itu, pihaknya turut menggandeng perguruan tinggi untuk meneliti perbandingan sebelum penggunaan biosaka dan sesudahnya.
“Kami bersama perguruan tinggi, bersama-sama meneliti before after, sebelum dan sesudah perlakuan biosaka. Selain itu juga with dan without, dengan dan tanpa biosaka,” terangnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi