Jumat, 29 Maret 2024

Globalisasi Ekonomi Syariah

Murianews
Minggu, 22 Mei 2022 06:00:40
Nasabah tengah melakukan transaksi di Bank BNI Syariah Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_287937" align="alignleft" width="150"] Dr. Fauzi, S.E., M.E., M.Kom[/caption] SEJAK kehadirannya hingga saat ini, ekonomi syariah terus menyedot perhatian banyak kalangan. Bukan sekadar negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim yang meliriknya, tetapi juga negara-negara minoritas Muslim. Ekonomi syariah memang menjadi fenomena global yang pertumbuhannya sangat pesat. Ekonomi syariah merupakan sebuah bentuk perekonomian yang lahir dari aktivitas ekonomi penduduk Muslim yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ekonomi berbasis syariah adalah aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh gaya hidup Muslim, perilaku konsumsi, dan praktik bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam yang memiliki dampak ekonomi. Semakin membeludaknya masyarakat dunia yang mengkaji dan menggunakan jasa keuangan syariah menandakan bahwa ekonomi syariah semakin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat global. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari kekecewaan masyarakat dunia terhadap sistem kapitalis yang dianggap sebagai penyebab berbagai krisis keuangan yang terjadi selama ini. Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah global dapat kita lihat dari banyaknya perguruan tinggi di dunia Barat dan Eropa yang membuka kajian atau program studi ekonomi syariah. Saat ini di Amerika Serikat sudah banyak universitas yang menawarkan kursus dan program studi keuangan syariah, seperti Harvard University, Stanford University, University of Pennsylvania (Wharton), MIT Sloan, Northwestern University (Kellogg), University of Chicago, University of Berkeley, Columbia Business School, Dartmouth College (Tuck), dan New York University (Stern). Sementara di Eropa kita dapat menemukan program studi ekonomi dan keuangan syariah di City University of London, Lancester University, Newcastle University, Dundee University, Markfield Institute of Higher Education (MIHE), Reading University, Bangor University, dan Durham University. Tidak hanya kajian ekonomi syariah yang berkembang pesat di negara minoritas Muslim, tetapi juga lembaga keuangan syariah mulai banyak yang melirik. Sebagai contoh, di Ingris sejak 2004 sudah berdiri Islamic Bank of Britain, Bank of London and Middle East, dan European Islamic Invesment Bank. Di Amerika Serikat ada Bank Standard Chartered dan J. P. Morgan yang menawarkan produk perbankan syariah, Lariba American House Finance yang menawarkan pembiayaan syariah, dan Saturna Capital yang menawarkan produk syariah berupa reksa dana syariah. Sementara di Australia saat ini sudah berdiri bank syariah pertama bernama Islamic Banking Australia (IBA) Group. Peran Indonesia Kehadiran program studi dan lembaga keuangan syariah di negara-negara minoritas Muslim menjadi bukti konkret bahwa keuangan berbasis syariah menjadi komoditas yang patut diperhitungkan dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap ekonomi berbasis syariah kiranya perlu didorong secara optimal sebagai langkah nyata membumikan nilai-nilai Islam dalam aktivitas perekonomian. Dengan demikian, performa keuangan syariah di kancah global menuntut lembaga keuangan syariah tetap bermain cantik dan menarik sehingga eksistensinya juga tetap mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dunia. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia perlu ikut andil dalam mengkampanyekan ekonomi syariah di tingkat global. Oleh karena itu, harus ada kerja sama yang berkesinambungan di tingkat global agar ekonomi syariah benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin. Indonesia juga dapat membuka kantor cabang bank syariah di luar negeri, baik di Timur Tengah maupun di dunia Barat. Selain itu, keberadaan organisasi yang fokus dalam kajian ekonomi dan keuangan syariah, seperti Mayarakat Ekonomi Syariah (MES), Pusat Kajian Ekonomi Syariah (PKES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam, (IAEI), dan Forum Silaturrahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) harus lebih giat lagi mempromosikan ekonomi syariah sehingga globalisasi ekonomi syariah benar-benar terwujud. (*)   *) Wakil Bupati Pringsewu, Pendiri Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Tanggamus

Baca Juga

Komentar