Jumat, 29 Maret 2024

Richard Mainaky Beberkan Indonesia yang Masih ‘Nguber’ Uber Cup

Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 18 Mei 2022 19:38:33
Legenda bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky.(Murianews/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_289179" align="alignleft" width="1280"]Ricard Mainaky Legenda bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky.(MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Indonesia masih belum berkesempatan meraih Uber Cup tahun ini. Dalam beberapa puluh tahun terakhir, Indonesia masih terus ‘nguber’ Piala Uber. Indonesia terakhir kali meraih Piala Uber pada 26 tahun silam. Tepatnya pada tahun 1996. Saat itu Indonesia masih diperkuat oleh Susi Susanti. Legenda bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky mengatakan, pihaknya pernah membantu jajaran pelatih yang bahu membahu di skuad Uber Cup. Dirinya lupa waktu tepatnya, namun masih di sekitar tahun 2000-an. "Saya membantu jajaran pelatih saja untuk skuad Uber Cup. Tetapi saya lupa tahun berapa. Yang jelas di tahun itu juga Sigit Budiarto masih main juga di tim Thomas Cup," kata Richard, Rabu (18/5/2022). Richard yang sedikit banyak pernah menukangi skuad Uber Cup membeberkan soal masih belum beruntungnya Indonesia meraih Uber Cup dari tahun ke tahun. Menurutnya, karena belum meratanya pembinaan di sektor putri. BACA JUGA: Richard Mainaky Apresiasi Kebijakan PBSI dan Penampilan Skuad Uber Tahun Ini "Memang masih nguber terus ya untuk Uber Cup. Karena untuk regenerasi di bawahnya Grego (Gregoria Mariska Tunjung, red) masih sulit untuk meraih Uber Cup," terangnya. Menurutnya, bibit atlet di sektor putri sebenarnya banyak. Hanya, menurut dia masih perlu dibina lagi. Pembinaannya membutuhkan perhatian lebih dan terarah. "Bibit banyak, tetapi masih perlu dibina lagi. Di Uber Cup tahun ini kemarin itu sudah bagus juga sebenarnya dari PBSI mau menurunkan skuad muda," terangnya. Dalam kesempatan yang sama, legenda Bulutangkis Indonesia putri, Yuni Kartika mengatakan hal yang sama. Menurut dia regenerasi di sektor putri harus terus dikembangkan. "Salah satu faktornya memang regenerasi di sektor putri. Kualitas pelapis yang belum setara juga jadi faktor lainnya," ujarnya. Yuni menilai belum ada atlet di sektor putri yang kualitasnya setara dengan Gregoria Mariska Tunjung maupun Greysia Polii. Tak hanya itu, menurut dia jumlah bibit atlet di sektor putri juga tidak sebanyak di sektor putra. "Saat ini pelapis di sektor putri tidak sebanyak seper di sektor putra," imbuhnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Budi Erje

Baca Juga

Komentar