Jumat, 29 Maret 2024

Awal Mula Terciptanya 'Kota Empat Negri', City Brand Baru Kabupaten Kudus

Anggara Jiwandhana
Rabu, 18 Mei 2022 11:33:01
Kawasan wisata Menara Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_202663" align="alignleft" width="2560"] Warga melintas di depan Masjid Menara Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Adalah “Kudus Kota Empat Negri”, city brand baru milik Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang kini tengah digaungkan oleh pemerintah daerah melalui tim ad-hoc resminya. Tak sembarangan, ada nilai historis yang melekat pada tagline tersebut. Sederet perdebatan dan riset pun dilakukan tim ad-hoc untuk memastikan apakah tagline tersebut benar cocok dengan kabupaten yang lebih dulu dikenal dengan julukan Kota Kretek ini. MURIANEWS, berkesempatan berbincang dengan para pencetus city brand ini, Selasa (18/5/2022) kemarin. Mereka adalah Abdul Jalil, Umar Ali, dan Agus Susanto. Ketiganya merupakan para praktisi dengan berbagai latar belakang bidang keilmuan yang ditugasi Bupati Kudus HM Hartopo untuk menyusun dan menjalankan city branding untuk Kudus. “Ada sejarah yang melandasi penggunaan nama Negri dalam city brand ini. Suka tidak suka, asal muasal Kudus adalah berasal dari Menara, di mana terdapat sebuah prasasti tahun 1549 yang terjemahannya adalah ‘Syekh Ja'far Shodiq Membangun Masjid dan Negri Kudus’,” kata Abdul Jalil. Setelah dikaji mendalam, Jalil mengatakan ‘negri’ di sini bukanlah sebuah negeri atau negara, melainkan sebuah peradaban masyarakat. Baca: Kota Empat Negri Tak Akan Geser Julukan Kudus Kota Kretek Setelah ditemukan landasan tersebut, tim kemudian mendebatkan ‘negri’ apa yang ada di Kudus, ada berapa ‘negri’ yang ada di daerah ini, hingga bukti dan peninggalan apa yang tersisa dari negri-negri tersebut. Satu persatu peradaban yang pernah ada di Kudus pun dikuak. Yang paling awal ditemui adalah peradaban Jawa dengan segala jenis kebudayaan dan bahasanya yang masih melekat hingga kini. Peradaban ini, kata dia jadi yang paling pertama ada di Kudus. Baca: Bupati Kudus: Perlu City Branding Baru Guna Gaet Investor Setelah peradaban Jawa, Kabupaten Kudus, lanjut Jalil kemudian didatangi peradaban Tionghoa. Hal tersebut nampak dari berbagai kebudayaannya yang kini juga masih ada di Kabupaten Kudus. Mulai dari kesenian barongan yang dimungkinkan merupakan hasil adopsi dari kebudayaan barongsai Tionghoa. “Bukti lainnya adalah wilayah daerah Telingsing di Kudus, itu adalah bentuk salah satu peninggalan peradaban Tionghoa di Kudus,” ujarnya. Kemudian untuk peradaban yang ketiga adalah kebudayaan Arab melalui Syekh Ja'far Shodiq (Sunan Kudus, red), di mana saat itu sebuah negri atau wilayah bernama Kudus dibangun dan didirikan di Menara Kudus. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya prasasti terkait hal ini. Baca: Inskripsi Sejarah Masjid Menara Kudus Terkuak Ketika Karpet Digulung untuk Cegah Corona “Nah yang keempat ini adalah era atau peradaban kolonial atau penjajahan. Banyak budaya yang diadaptasi dari sana, bangunan-bangunan di Kudus ini juga masih ada yang mengadopsi dari budaya sana,” terangnya. Dari sinilah kemudian ditarik kesimpulan jika Kabupaten Kudus mempunyai empat peradaban yang masih melekat sampai saat ini. Yakni  Jawa, Tionghoa, Arab, dan Kolonial atau Eropa. ”Dan ini adalah ciri khas yang mendasar,” pungkasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar