Mbah Amir di Tinggal di Gubuk, Pemdes Setrokalangan Kudus Siapkan BLT

MURIANEWS, Kudus – Kasus Mbah Amir, warga Desa Setrokalangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi salah satu dari sederet warga Kudus yang tinggal di hunian yang tak layak.
Di usianya yang menginjak 67 pada tahun 2022 ini, dia harus menghabiskan hidupnya di sebuah gubuk karung goni berukuran 2×1,5 meter dan hanya beralaskan sebuah kasur tipis saja.
Tidak ada keluarga yang menemani kehidupannya sehari-hari. Hanya dua tongkat penyangga yang menemaninya untuk beraktivitas.
Pemerintah Desa Setrokalangan sendiri sebenarnya tidak tinggal diam dengan adanya satu warga yang tinggal di bangunan tak layak tersebut. Namun, mereka mengaku tidak bisa berbuat banyak karena permasalahan keluarga yang melandasi kejadian ini.
“Akhirnya kami dari pemerintah desa membangunkan gubug itu di sana, untuk tinggal beliau,” kata Kepala Desa Setrokalangan Didik Handono, Selasa (17/5/2022).
Baca: Ngenes, Kakek di Kudus Ini Hidup Sendirian di Gubuk Ukuran Dua Meter
Pihaknya pun menyayangkan hal ini. Pemerintah desa sendiri, lanjut Didik, sempat berbicara dengan keluarga Mbah Amir agar mau merawatnya dan memberinya hunian yang layak.
“Ya bagaimana ya, permasalahan keluarga, dari desa tidak bisa ikut campur lebih banyak lagi,” ujarnya.
Desa sendiri, memasukkan nama Mbah Amir sebagai penerima Bantuan Langung Tunai (BLT) Dana Desa (DD). Selain itu, Mbah Amir kini juga tengah dimasukkan ke daftar penerima bantuan sosial lainnya.
“Kami bisa membantunya ya sebatas ini, kalau kami ajukan untuk menerima bantuan rumah tak layak huni tidak bisa karena gubuknya Mbah Amir ada di tanah desa. Sementara tanahnya Mbah Amir sendiri kini dibuatkan rumah dan dihuni oleh anaknya tadi,” terangnya.
Baca: Sudah Punya 24 Cucu, Kakek-Nenek Jepara Ini Bahagia Ikut Nikah Massal
Pihaknya pun berharap kejadian seperti ini tidak sampai berlarut-larut lagi. Pemerintah desa, lanjut dia, akan coba berupaya kembali membujuk anak-anaknya untuk merawat ayahnya tersebut.
“Karena bagaimanapun kan ya mereka anak-anaknya, mau bagaimanapun juga itu ayahnya,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha