Jumat, 29 Maret 2024

Inovasi Teknologi Sosrobahu, Mahakarya Asli Indonesia untuk Pembangunan Jalan Layang yang Mendunia

Murianews
Rabu, 27 April 2022 22:54:01
Foto: Sejak 1987 Teknologi Seribu Pundak "Sosrobahu" pada Pembangunan Tol Wiyoto Wiyono (bpjt.pu.go.id)
[caption id="attachment_287473" align="alignleft" width="1890"]Inovasi Teknologi Sosrobahu, Mahakarya Asli Indonesia untuk Pembangunan Jalan Layang yang Mendunia Foto: Sejak 1987 Teknologi Seribu Pundak "Sosrobahu" pada Pembangunan Tol Wiyoto Wiyono (bpjt.pu.go.id)[/caption] MURIANEWS, Kudus- Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH) yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90 derajat sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya. Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan. Baca juga: Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Pembangunan Pertama Dimulai Tahun 1975 dengan Panjang 59 Kilometer Melansir dari laman Badan Pengatur Jalan Tol, penemu teknik Sosrobahu adalah putra Indonesia, yakni Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Teknik Sosrobahu merupakan sebuah mahakarya yang telah mendunia dan telah diterapkan di berbagai proyek jalan layang di dalam hingga ke luar negeri. Inovasi Sosrobahu bermula pada tahun 1976 ketika Kementerian PUPR akan membangun jalan tol dari Jagorawi ke Tanjung Priok. Rencana awal proyek tersebut akan dikerjakan oleh pihak asing, tetapi keputusan penting memberikan peran perusahaan nasional untuk menyelesaikan proyek. Pada saat itu, Tjokorda dipercaya sebagai Ketua Manajemen Proyek. Saat itu, Tjokorda Raka Sukawati harus mencari solusi non konvensional sebagai penyelesaian proyek. Sebab, teknik bekisting tidak memungkinkan karena akan mengganggu lalu lintas. Sedangkan konstruksi secara segmental akan memakan waktu dan biaya yang lebih besar. Dalam situasi ini beliau menemukan inovasi Sosrobahu sehingga proyek ini dapat diselesaikan lebih cepat sembilan bulan dengan tetap menjaga kualitas proyek. Metode sosrobahu juga digunakan agar tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas dibawahnya ketika kegiatan konstruksi sedang berlangsung pada jam padat. Penemuan teknik Sosrobahu terinspirasi dari dongkrak hidraulik mobil. Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya yang diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidraulik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Penerapan terbaru teknologi Sosrobahu dilakukan pada pembangunan Tol Layang Sheikh Muhammed Bin Zayeed (MBZ) sepanjang 36 Km yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2019 lalu. Dalam pembangunannya terdapat 294 pier head dimana 200 buah di antaranya dipasang dengan menggunakan teknologi sosrobahu. Teknologi Sosrobahu juga telah diterapkan di berbagai negara lain seperti Filipina, Thailand, Malaysia dan Singapura. Di Filipina Teknologi Sosrobahu ini digunakan untuk membuat salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni Metro Manila Skyway dari Buendia ke Alabang. Belum lama ini, telah dilakukan peluncuran buku Melangkah Tanpa Lelah, biografi Ir. Tjokorda Raka Sukawati selaku penemu teknologi Sosrobahu. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat memberikan sambutannya pada peluncuran buku tersebut mengatakan dalam menciptakan inovasi diperlukan dua hal, yakni keteguhan hati dan juga keberanian. “Kita perlu teladani keteguhan hati dan keberanian beliau dalam menciptakan inovasi. Pasti banyak kritikan yang diterima tetapi hanya yang teguh dan yakin yang akan berhasil, Pak Tjokorda telah mencontohkan. Sebagai seorang insinyur muda Pak Tjokorda tetap teguh terhadap pilihan teknologi pembangunan jalan layang ini,” kata Menteri Basuki.     Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: bpjt.pu.go.id

Baca Juga

Komentar