Kamis, 28 Maret 2024

Empat Bulan, Maling Gabah Klaten Ngaku Beraksi di 18 Lokasi

Murianews
Rabu, 27 April 2022 15:10:45
Polisi menunjukkan barang bukti dan memborgol pelaku pencurian gabah di wilayah Kecamatan Trucuk, Rabu (27/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)
[caption id="attachment_287367" align="alignleft" width="880"] Polisi menunjukkan barang bukti dan memborgol pelaku pencurian gabah di wilayah Kecamatan Trucuk, Rabu (27/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)[/caption] MURIANEWS, Klaten – Bambang Triyono (37) maling gabah Klaten mengaku sudah mencuri gabah 18 lokasi sejak empat bulan terakhit, mulai Januari 2022. Baca: Curi Gabah Warga, Pria Klaten Diringkus Polisi Sebelum beraksi di Trucuk, Bambang mencuri gabah di wilayah lain tersebar di Kecamatan Wedi (enam lokasi), Bayat (dua lokasi), Gantiwarno (lima lokasi), serta Karangnongko (dua lokasi). ”Iya sudah 18 kali,” katanya saat jumpa pers seperti dikutip Solopos.com, Rabu (27/4/2022) Di wilayah Trucuk, Bambang mencuri gabah di tiga lokasi yakni di Wanglu pada 4 April 2022 (6 sak gabah), Sabranglor pada 12 April 2022 (12 sak), serta kali terakhir di Kalikebo. Modus yang dilakukan sama. Pelaku menyewa mobil mengangkut gabah dari rumah korban yang sebelumnya sudah diincar pelaku. Rata-rata gabah yang dicuri, yakni gabah yang biasa diletakkan di teras rumah. Hanya, kebanyakan korban tak melapor ke kepolisian. sebelumnya, aksi pencurian gabah marak terjadi di Kecamatan Trucuk. Salah satu korban pencurian gabah yakni Tari, seorang petani asal Dukuh/Desa Wanglu. Baca: Bulog Pati Siap Serap Gabah, Petani Korban Banjir Tak Perlu Khawatir Tari kehilangan enam sak gabah yang sebelumnya ditumpuk di teras rumah dan diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp1,5 juta. Istri Tari, Dwi, 34, mengatakan gabah yang dicuri baru dua hari dipanen. Dwi menjelaskan suaminya hanya petani penggarap yang mengerjakan dua patok sawah (per patok sekitar 2.000 meter persegi). Hasil panen dibagi dengan pemilik lahan. Hasil panen yang diperoleh suami Dwi biasa dibawa pulang untuk dijemur serta disimpan. Gabah baru dibawa ke tempat penggilingan beras ketika untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga atau dijual.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar