Jumat, 29 Maret 2024

Operasi Katarak Tanpa Sayatan Hadir di Kudus dengan Teknik Phacoemulsifikasi

Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 23 April 2022 10:23:18
dr Anggraini Utami, Sp.M, Dokter spesialis mata RSI SUNAN KUDUS. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)
[caption id="attachment_286532" align="alignleft" width="1280"] dr Anggraini Utami, Sp.M, Dokter spesialis mata RSI SUNAN KUDUS. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Operasi katarak tanpa sayatan telah hadir di Kabupaten Kudus. Yakni di Rumah Sakit Islam (RSI) SUNAN KUDUS. Operasi ini menggunakan teknik Phacoemulsifikasi. Dokter Anggraini Utami, Sp.M, Dokter spesialis mata RSI SUNAN KUDUS mengatakan, dengan teknik ini maka operasi katarak dilakukan hanya dengan sayatan yang lebih kecil dan tanpa jahitan. Menurut dokter Anggraini, operasi katarak ini hanya melakukan sayatan 2,5 milimeter. "Kalau operasi katarak konvensional atau dengan metode operasi katarak ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction, red), sayatannya bisa 5 sampai enam milimeter," katanya. Dokter Anggraini mengatakan, operasi katarak menggunakan teknik Phacoemulsifikasi ini sudah ada sejak Januari 2021 lalu. Pelayanan operasi sempat terhenti karena pandemi Covid-19 demi keselamatan pasien. Namun, kini telah beroperasi kembali. Baca: Alat Ini Jadi Andalan RSI Kudus Tangani Nyeri Pasien Usai Operasi Besar Sistem kerja operasi katarak menggunakan teknik Phacoemulsifikasi yakni menghancurkan lensa mata yang sudah terkena katarak menggunakan gelombang ultrasonik. Langkah selanjutnya melakukan penggantian lensa mata baru. Kelebihan operasi katarak menggunakan teknik Phacoemulsifikasi itu lebih aman karena tidak ada sayatan. Proses penyembuhannya lebih cepat. "Recovery untuk penglihatannya juga lebih cepat. Karena tidak ada jahitan, sehingga lebih cepat sembuh," ujarnya. Menurutnya, proses penyelesaian operasi hanya berlangsung selama 30 menit saja. Keberhasilan operasi ini 80 hingga 90 persen. RSI SUNAN KUDUS melayani operasi katarak ini baik bagi pasien umum maupun peserta BPJS Kesehatan. "Harapannya layanan ini dapat membantu masyarakat mengurangi tingkat kebutaan. Karena dari survei yang pernah dilakukan penyebab kebutaan paling banyak disebabkan karena katarak," imbuhnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar