Kamis, 28 Maret 2024

Sikap Saling Menghargai Dibahas dalam Darusan Menara Kudus

Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 23 April 2022 07:48:32
KH Dr Abdul Ghofur di acara Darusan Umum Menara Kudus, Jumat (22/4/2022) malam. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_286511" align="alignleft" width="1280"] KH Dr Abdul Ghofur di acara Darusan Umum Menara Kudus, Jumat (22/4/2022) malam. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) menggelar kegiatan Darusan Umum, Jumat (22/4/2022) malam. Darusan malam tadi menghadirkan pembicara KH DR Abdul Ghofur, yang membedah dan membahas mengenai sikap saling menghargai. Ia menjelaskan, bab saling menghargai dicontohkan oleh Imam Syafii saat sedang salat di kompleks makam Abu Hanifah di Baghdad, Irak. "Saat Imam Syafi'i salat subuh di Baghdad, beliau tidak membaca doa qunut. Sebab, Abu Hanifah tidak menyukai salat subuh menggunakan qunut. Ini bentuk Imam Syafi'i yang menghargai Abu Hanifah," katanya, Jumat (22/4/2022) malam. Menurutnya, menghormati pendapat sesama tergolong penting. Sehingga tidak merasa pendapatnya paling benar sendiri. Baca: Kitab Karya Ayah Gus Mus Laris di Percetakan Menara Kudus Kemudian, perbedaan juga dialami oleh KH Hasyim Asyari dengan KH Faqih soal kentongan. KH Hasyim Asyari tidak menyetujui penggunaan kentongan. Sedangkan KH Faqih setuju dengan penggunaan kentongan. “Suatu ketika saat Mbah Faqih meminta Mbah Hasyim memberi mauizah hasanah di kampung yang ada kentongannya, Mbah Faqih minta kentongan-kentongan disembunyikan dahulu," terangnya. Contoh saling menghargai yang bijaksana juga ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW. Yakni saat ada perbedaan pendapat antara Sayyidina Umar dengan Abu Bakar soal witir. Baca: Tabuh Beduk Menara Kudus Tandai Awal Ramadan Sayyidina Umar saat ditanya oleh Nabi Muhammad SAW, memilih salat witir setelah tidur. Karena Umar berpendapat dan yakin dapat bangun melaksanakan salat witir sebelum salat subuh. Sedangkan Abu Bakar memilih melaksanakan salat witir setelah salat isya. Abu Bakar berpendapat kalau dilaksanakan setelah tidur takutnya meninggal sebelum melaksanakan salat witir. "Menghadapi perbedaan pendapat ini Nabi Muhammad hanya menjawab dengan bijak. Ya sudah kalau niatnya sama-sama baik dan dijalankan dengan benar ya silahkan dilaksanakan," jelas dia.     Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar