Jumat, 29 Maret 2024

Romantisme Empat Budaya di Masjid Mantingan Jepara

Faqih Mansur Hidayat
Senin, 11 April 2022 15:59:01
Ilustrasi: Masjid Mantingan Jepara. (Murianews/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_283984" align="alignleft" width="1280"]Romantisme Empat Budaya di Masjid Mantingan Jepara Romantisme Empat Budaya di Masjid Mantingan Jepara. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption] MURIANEWS, Jepara – Romantisme empat kebudayaan tercermin dalam Masjid Mantingan. Masjid tersebut berlokasi di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Empat kebudayaan yang saling berpadu itu, yakni cora kebudayaan Islam, Jawa, Hindu, dan China. Itu membuat Masjid Mantingan makin kental dengan akulturasi budaya dan agama. Masjid Mantingan memiliki nama asli Masjid Astana Sultan Hadlirin. Namun, oleh warga biasa menyebutnya Masjid Mantingan karena mengacu pada tempatnya berdiri. Baca juga: Menengok Akulturasi Budaya di Masjid Mantingan Jepara Berbagai penelitian terkait Masjid Mantingan sudah dilakukan para ahli. Salah satunya dibukukan dalam Laporan Hasil Penelitian Ratu Kalinyamat, garapan Yayasan Dharma Bhakti Lestari. Masjid Mantingan erat kaitannya dengan proses sejarah Jepara di masa Ratu Kalinyamat. Di belakang masjid, terdapat kompleks pemakaman. Di bangunan utama, terdapat Makam Sultan Hadlirin, Ratu Kalinyamat dan keluarganya. Berdasarkan candra sengkala “rupa brahmana warna sari” di bagian mihrab, dimaknai bahwa Masjid Mantingan didirikan pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Tepatnya pada tahun 1481 saka atau 1559 M. Bagian-bagian Masjid Mantingan didatangkan dari beberapa wilayah. Antara lain adanya motif-motif binatang seperti rusa, gajah, dan kera pada relief yang terbuat dari batu kapur. Juga, terdapat relief bergambar tentang cerita Ramayana degan tokohnya Hanoman, Rama dan Sinta. Relief-relief ini diyakini merupakan corak Hindu. Kemudian, terdapat piring-piring tertempel di dinding bercorak Tiongkok atau China. Tak hanya itu, lantai masjid yang berlapis marmer juga diyakini didatangkan dari Tiongkok. Lalu, bagian bangunan yang tidak kalah mencolok adalah bangunan khas Jawa. Itu terlihat dari wujud atap yang terdiri dari beberapa tingkat. Semakin ke atas semakin kecil dan puncaknya diberi hiasan. Kini, Masjid Mantingan sudah resmi menjadi penginggalan Cagar Budaya. Untuk itu, pengelolaannya tidak bisa sembarangan dan harus oleh ahli.   Reporter: Faqih Mansur Hidayat Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar