Jumat, 29 Maret 2024

Memaknai Sabar Saat Puasa Ramadan

Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 8 April 2022 05:00:51
Ketua MUI Jepara Mashudi. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_283103" align="alignleft" width="200"] Ketua MUI Jepara Mashudi.[/caption] PUASA Ramadan mendidik umat Islam untuk membatasi berbagai hal. Batasan-batasan itu mengharuskan umat untuk bersabar menghadapi batasan-batasan itu. Dalam puasa Ramadan, kesabaran dapat dimaknai sebagai suatu hal yang dinamis. Sabar dinamis ialah sabar menjalani ketaatan. Rata-rata, orang menyikapi puasa dengan konotasi serba keterbatasan pada setiap laku. Padahal, puasa bisa menjadi upaya progresif dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Mestinya, umat lebih baik tidak menyia-nyiakan sedikit waktupun. Karena waktu di saat Ramadan sangatlah berharga. Tidak hanya berharga, bulan ini juga berlimpah keberkahan dan kemuliaan. Saat menjalani puasa Ramadan, umat Islam dididik untuk lebih disiplin memanfaatkan waktu. Misalnya saja, disiplin pada saat sahur dan berbuka puasa. Saat sahur, syariat telah menentukan batas tidak boleh melanjutkan makan atau minum. Pada situasi ini, umat bisa belajar kesabaran bila sampai waku imsak tiba tetapi makan belum usai, mereka harus tetap menghentikan aktivitas itu supaya bisa memulai puasa. Sedangkan, pada saat berbuka puasa, umat Islam diharuskan menahan diri menunggu waktu menyantap hidangan-hidangan yang sudah begitu menggoda. Kemudian, semasa puasa, umat diharuskan untuk bersabar dalam menahan diri ketika ingin berbuat maksiat atau hal-hal yang dilarang agama. Dalam hal ini, kendati puasa Ramadan hanya berlangsung satu bulan, kebiasaan-kebiasaan untuk menahan diri itu bisa berguna untuk menjalani hidup sehar-hari di luar Ramadan. Momen puasa ini bisa mendewasakan kita dalam menjalani hidup. Kita mesti bisa menahan diri untuk tidak melakukan kemungkaran-kemungkaran. Lalu, mestinya ini juga bisa menjadi laku ketika sudah tidak puasa lagi.   Reporter: Faqih Mansur Hidayat Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar