Jumat, 29 Maret 2024

Kisah Gadis Tunanetra Bertahun-tahun Hafalkan Satu Juz Alquran

Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 7 April 2022 18:46:44
Ida Fitrokah (kiri) penyandang tuna netra yang butuh waktu bertahun-tahun hafalkan satu juz Alquran. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)
[caption id="attachment_283219" align="alignleft" width="1280"] Ida Fitrokah (kiri) penyandang tuna netra yang butuh waktu bertahun-tahun hafalkan satu juz Alquran. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Menghafalkan Alquran bukanlah hal yang mudah. Terlebih jika yang menghafal tersebut merupakan penyandang tunanetra. Ini dialami oleh Ida Fitrokah warga asli Demak. Gadis tunanetra berusia 19 tahun ini butuh waktu bertahun-tahun untuk menghafalkan satu juz Alquran. Pengakuannya ia mulai mencoba menghafal Alquran saat berusia 13 tahun. Gadis ini semakin getol menghafal Alquran sejak tinggal di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netral Pendowo, Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sejak awal 2022. Di panti ini Ida diajari membaca Alquran menggunakan huruf braille. Sehingga bisa memudahkannya menghafal Alquran. Sebelumnya Ida harus memutar rekaman suara orang membaca Alquran untuk diikuti agar bisa menghafal, sehingga butuh waktu lama. "Sekarang sudah hafal satu juz Alquran," katanya, Kamis (7/4/2022). Baca: Begini Cara Tunanetra Membaca Alquran Braille Dia mengaku menghafal secara bertahap. Dalam sehari dia menghafal setengah hingga satu ayat. Perjalanannya selama menghafal satu juz Alquran tidaklah mudah. Dia mengaku kesulitan untuk menentukan panjang dan pendek bacaan Alquran. "Kesulitannya masih kesusahan untuk menyebut hurufnya. Selain itu juga masih kesulitan menentukan panjang dan pendeknya huruf Arab," ujarnya. Selain sudah menguasai hafalan juz satu Alquran, Ida juga hafal beberapa surat-surat pendek di juzama. Seperti surat Ad-Duha dan surat An-Nas. Baca: Nenek Surati, Tunanetra yang Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Reyot Grobogan Ke depannya dia berniat untuk menambah hafalan. Dia juga ingin membahagiakan orang tuanya. "Target saya menambah hafalan lagi. Karena saya ingin membahagiakan orang tua," imbuhnya. Sementara itu, Pekerja Sosial Muda di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netral Pendowo, Izzah Purwaningsih mengatakan, anak didiknya itu sejak masuk ke panti belum dapat membaca huruf braille. Namun, seiring berjalannya waktu Ida mulai memahami. "Saat masuk ke panti di awal tahun ini sebenarnya Ida belum bisa baca Alfabet braille. Tapi setelah belajar sedikit-sedikit sampai bisa," terangnya.     Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar