Jumat, 29 Maret 2024

Teater Mina Tani Pati Bawakan Sedekah Laut di Atas Panggung

Umar Hanafi
Senin, 4 April 2022 16:01:04
Teater Mina Tani saat menampilkan pertunjukan teater. (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_282379" align="alignleft" width="1280"] Teater Mina Tani saat menampilkan pertunjukan teater. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Pati – Sebagian masyarakat Kabupaten Pati tinggal di pesisir pantai Laut Jawa. Mereka tak lepas dari tradisi sedekah laut sebagai wujud syukur atas hasil laut. Gambaran sedekah laut itu kemudian dipentaskan kelompok teater asal Kabupaten Pati, Teater Mina Tani. Dalam Hari Ulang Tahun ke 13 Teater Mina Tani membawakan pertunjukan berjudul ‘Doa Perawan Tua’. Potongan adegan seperti seorang pria khusuk berdoa. Di depannya ada penari. Sedangkan di belakangnya tampak dua orang perempuan dan empat warga membawa gunungan hasil bumi. Kemudian ada perempuan yang membawa kepala kerbau. Konseptor pertunjukan, Beni Dewa mengatakan, sebagai kelompok teater Pati, dia ingin membawa sedekah laut ke panggung pementasan. Sebagaimana diketahui, sedekah laut telah jadi bagian dari masyarakat pesisir. Baca juga: Sedekah Laut Desa Bendar Pati, Dua Kepala Kambing Dilarung “Karena bagi masyarakat pesisir, sedekah laut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sedekah laut telah dianggap menjadi doa dan harapan agar tak ada musibah ataupun balak yang menimpa,” terangnya, Senin (4/4/2022). Selain merujuk pada tokoh Batari dalam lakon yang tengah menunggu kekasihnya pulang melaut, doa itu juga ditujukkan ke semua orang yang pernah, sedang, dan akan terlibat dengan Teater Mina Tani. Diharapkan semuanya dihindarkan dari musibah dan diberi keberkahan. Adapun tokoh-tokoh dalam pentas itu dibawakan Siwi Agustina, Sigit, Adi Teguh, Laksmi, Raka, Defi, Rizal, Bayu, Ali, dan Beni Dewa. Meski menampilkan tradisi, namun konsep cerita juga menggabungkan banyak unsur seperti video sinematik, hingga permainan grouping. “Pertunjukkan ini sekaligus menjadi persembahan bagi ulang tahun kami yang ke 13,” ujar Siwi Agustina, Ketua Teater Minatani. Teater Mina Tani sendiri sudah menelurkan 14 karya sejak berdiri pada 2009 lalu. 14 karya itu yakni Penguasa bukan Penguasa, Tari Pengkhianatan, Mlongo Koyo Kebo, Setengah Wajah, Orang Kasar, Ranjang Milik Siapa, Keranjang, K2, Sorr, Getir, Tiyang, Widji, Plot, serta Kobar Api Pesisir Utara Jawa. “Selama pandemi kami juga tetap berproses. Yakni dalam pentas virtual. Hingga kemudian dipercaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk pembuatan film berjudul BARA. Film itu sendiri diikutkan dalam progam duta seni,” tambahnya. Secara tidak sengaja, teater yang lahir dengan kekayaan mina (Perikanan) dan taninya ini banyak menjadikan cerita maupun tradisi di sekitarnya sebagai inspirasi pementasan. Film Bara itu misalnya, mengambil cerita dari Rara Mendut yang merupakan tradisi tutur masyarakat Pati. “Tak hanya cerita tutur saja, Lakon Sorr itu menceritakan kebedaraan mantri banyu yang banyak di Pati. Begitu juga sejumlah tradisi yang ada di banyak cerita lainnya,”tambahnya. Dirinya berharap kedepan, teater tersebut dapat istiqomah dalam menelurkan karya. Sehingga diharapkan dapat turut mewarnai dunia perteateran di Kabupaten Pati. Terutama untuk mengenalkannya ke masyarakat secara luas. “Dalam perjalanannya kami juga banyak dibantu oleh berbagai macam pihak. Dukungan ini lah yang sebenarnya menjadi kekuatan kami untuk terus berkarya,”tambahnya. Selain pertunjukkan dari Teater Mina Tani, dalam malam peringatan harlah itu juga turut diramaikan oleh Musik Kampung Gagego, Pembacaan puisi dari Teater Tiga Koma dan Obeng, Musikalisasi puisi dari Teater Keset, serta pemutaran film dari Sanggar Pasinaon.   Reporter: Umar Hanafi Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar