Jumat, 29 Maret 2024

Tabuh Beduk Menara Kudus Tandai Awal Ramadan

Anggara Jiwandhana
Sabtu, 2 April 2022 18:27:52
Seorang tengah menabuh beduk Masjid Menara Kudus pertanda memasuki bulan puasa, Sabtu (2/4/2022) petang. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_282102" align="alignleft" width="1280"] Seorang tengah menabuh beduk Masjid Menara Kudus pertanda memasuki bulan puasa, Sabtu (2/4/2022) petang. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Tabuhan beduk bergema dan berirama dari atas Menara Kudus, Sabtu (2/4/2022) sore tadi. Nada-nada selawat pun terdengar merdu mengiringi irama tabuhnya. Di bawah Menara, masyarakat berkumpul melihat dan mendengarkan sejumlah orang berpakaian putih dan bersarung menabuh beduk. Ada yang mengabadikan momen dengan foto, ada yang mendengarkan alunannya dengan seksama. Usut punya usut, tabuhan beduk dari atas Menara Kudus itu menandakan jika besok, telah masuk bulan Ramadan. Sehingga tabuhan tersebut dinantikan warga Kudus khususnya warga di seputaran Menara. “Namanya tradisi Tabuh Bedug Blandrangan, sudah ada dari dulu. Bahkan saat saya kecil juga sudah ada tradisi menabuh bedug dari atas sana (Menara, red) seperti ini. Tradisi ini dilakukan ketika besoknya sudah pasti ditetapkan 1 Ramadan,” kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kabupaten Kudus Em Najib Hasan. Baca: Menag Putuskan Awal Ramadan 3 April 2022 Sebelum memulai tabuh, dilakukan  doa bersama di tajuk menara. Setelahnya, enam orang yang bertugas sebagai penabuh bersama satu orang yang memimpin doa mulai berjalan menuju Menara Kudus dan menaiki tangga menuju puncak menara. Mereka lantas bergantian menabuh beduk dan membaca selawat. Dua orang bertugas menabuh beduknya, sementara empat lainnya membaca selawat dan doa. Najib menambahkan, dalam tradisi kali ini juga dilakukan kegiatan berziarah ke Makam Sunan Kudus oleh warga Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kudus, yang lokasinya memang berada di seputaran Menara. Baca: Tak Sekadar Nahan Lapar, Ini Makna Puasa Ramadan Sesungguhnya Selain itu, ada sejumlah makanan seperti Puli Kotokan dan pecel meniran yang disuguhkan dalam acara tersebut. Dua makanan tersebut, merupakan makanan khas Kota Kretek dan disantap sembari mendengarkan tabuhan Beduk Blandrangan. “Tahun-tahun lalu memang hanya menabuh saja, tapi dua tahun ini ada tambahan acara berziarah ke Makam Kanjeng Sunan Kudus, lalu dilanjutkan dengan makan makanan tradisional bersama. Ini salah satu tradisi indah,” pungkas Najib.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar