Jumat, 29 Maret 2024

Kalah Saing Harga Penyerapan dari Swasta, Buwas  Waswas RI Akan Impor Beras Tahun Ini?

Murianews
Rabu, 23 Maret 2022 07:16:08
Buwas meninjau gudang Bulog yang baru. (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_158782" align="alignleft" width="880"]Kalah Saing Harga Penyerapan dari Swasta, Buwas  Waswas RI Akan Impor Beras Tahun Ini? Buwas meninjau gudang Bulog yang baru. (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Jakarta- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku ketar ketir, lantaran kalah saing harga dengan swasta untuk menyerap gabah petani. Pasalnya, perusahaan beras swasta berani mematok harga beli lebih tinggi dibandingkan dengan Bulog. Hal ini membuat Buwas hawatir apabila tahun ini Indonesia akan impor beras medium untuk mencukupi kebutuhan beras dalam negeri. Apalagi, Bulog juga diwajibkan untuk mempunyai cadangan beras pemerintah (CBP). Menurut Buas, kendala harga penyerapan gabah petani ini sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah Untuk Gabah atau Beras. Dalam peraturan itu, harga gabah kering yang dibeli oleh Bulog adalah Rp4.200 per kilogram di petani, untuk gabah kering panden (GKP) dengan kadar air maksimal 25%, kadar hampa 10%. Sebagai dasar pembelian cadangan beras pemerintah (CBP) oleh Bulog. Sementara dari pihak swasta, berani membeli lebih mahal dari harga tersebut. Logikanya, petani sudah pasti akan menjual gabahnya kepada swasta dengan harga yang lebih tinggi. Sementara apabila Bulog masih bertahan dengan harga Rp 4.200 per kilogram, tentu akan kalah bersaing. Baca: Bulog Salurkan 629 Ton Beras untuk Warga Blora Terdampak PPKM "Di lapangan, swasta itu sudah banyak ambil dengan harga Rp4.700 - 4.800 per kg (GKP). Bulog tidak bisa ambil. Di satu sisi saya senang karena petani diuntungkan. Dan, tidak ragu lagi kekurangan beras karena sudah banyak diserap swasta,” katanya, dikutip dari CNBCIndonesia.com, Rabu (23/3/2022). “Persoalannya bila nanti CBP ditentukan oleh Mentan katakan 1,5 juta ton, maka kami pasti tidak bisa menyerap sejumlah itu karena aturan tadi," lanjut Buwas. Sebelumnya, saat rapat dengar pendapat (RDP) Bulog dengan Komisi IV pada 17 Januari 2022, Buwas mengatakan, akan ada potensi sebanyak 4,14 juta ton beras produksi petani dalam negeri yang bisa diserap Bulog pada triwulan I tahun 2022. Angka itu, kata dia, ideal untuk memenuhi kebutuhan stok 1- 1,5 juta ton beras. Untuk tahun anggaran 2022, kata dia, proyeksi pengelolaan CBP Bulog adalah 1,25 juta ton dari dalam negeri. Baca: Bulog Pati Siap Serap Gabah, Petani Korban Banjir Tak Perlu Khawatir "Saya hanya takut, mudah-mudahan tidak terjadi, begitu Bulog tidak bisa serap CBP maka kita dipaksa untuk impor. Mau tidak mau, karena ini CBP, cadangan pemerintah ditentukan negara. Kalau harus impor, ini persoalan baru lagi, mematikan petani lagi. Produksi luar biasa akan dipatahkan impor," kata Buwas. Bulog sendiri dilaporkan tidak melakukan impor beras selama 3 tahun terakhir. Karena itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi, Bulog terus melakukan penyerapan dengan pembelian komersial.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: CNBCIndonesia.com

Baca Juga

Komentar