Jumat, 29 Maret 2024

Sudah Tahu Bedanya Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam? Ini Ulasannya

Murianews
Rabu, 9 Maret 2022 19:58:42
Foto: Gapura Masjid Agung adalah salah satu situs cagar budaya yang dibangun pada tahun 1640 oleh Sutan Agung (wikipedia.org)
[caption id="attachment_277099" align="alignleft" width="1890"]Sudah Tahu Bedanya Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam? Ini Ulasannya Foto: Candi Prambanan yang diperkirakan merupakan peninggalan era Mataram Kuno (wikipedia.org)[/caption] MURIANEWS, Kudus- Ada banyak kerajaan yang berdiri di tanah air pada masa lalu. Salah satunya adalah Mataram yang merupakan salah satu kerajaan besar. Dari catatan sejarah, ada dua nama kerajaan yang sama-sama memakai nama Mataram. Yakni, kerajaan Mataram Kuno dan kerajaan Mataram Islam. Meski namanya sama, namun keduanya berbeda. Lalu apa saja perbedaannya? Berikut ini ulasannya, seperti dikutip dari Solopos.com, Rabu (9/3/2022). Baca juga: Sosok Raden Ayu Semangkin, Dikenal Sebagai Penjaga Kalinyamat Hingga Senopati Perang Mataram Mataram Kuno Dihimpun dari berbagai sumber, Mataram Kuno adalah kerajaan bercorak Hindhu Buddha yang berdiri di wilayah selatan Jawa Tengah pada abad ke-VIII Masehi. Lokasinya diperkirakan berada di eks-Keresidenan Kedu yang meliputi kawasan Magelang, Temanggung, Wonosobo, hingga Purworejo dan membentang sampai ke Sleman hingga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerajaan ini didirikan oleh Dinasti Sanjaya yang dikenal sebagai Rakai Bhumi Mataram pada tahun 644 Saka atau 732 Masehi. Dalam perkembangannya, kerajaan ini dikenal sebagai Medhang Kamulan atau Kerajaan Mataram Kuno. Wilayah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa bagian tengah yang kemudian bergeser ke wilayah (Jawa Timur). Pada perkembangan selanjutnya, kerajaan ini berkembang menjadi negeri maritim, agraris, dan niaga (MAN) yang menjadi salah satu pusat budaya terbesar di Nusantara. Salah satu yang fakta paling mencolok dari kerajaan ini adalah negeri pembangun candi yang menjadi asal usul akar budaya Jawa. Darmanto Hartosuwahjo dalam artikel bertajuk Medang dalam Keistimewaan Yogyakarta yang dipresentasikan pada seminar di UGM pada 2013 membahas keistiewaan kerajaan yang menjadi cikal bakal pembangunan candi di Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Medang memiliki keturunan yang terbagi dalam dua dinasti, yakni Sanjaya dan Syailendra. Itulah sebabnya kemudian muncul kerajaan-kerajaan baru bercorak Hindhu dan Buddha setelah Medang hancur. [caption id="attachment_277100" align="alignleft" width="1024"] Foto: Gapura Masjid Agung adalah salah satu situs cagar budaya yang dibangun pada tahun 1640 oleh Sutan Agung (wikipedia.org)[/caption] Mataram Islam Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dari Demak, kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Kesultanan ini didirikan pada pertengahan abad ke-16 dan menjadi negara berdaulat pada akhir abad ke-16. Kerajaan ini dipimpin dinasti Wangsa Mataram yang didirikan oleh Sutawijaya. Saat naik takhta dia memakai gelar Panembahan Senopati. Pusat kerajaan ini berada di Kotagede, DIY. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinn Anyakrakusuma yang bergelar Sultan Agung pada 1613-1645. Kala itu, kerajaan yang berdiri di tanah Mataram itu menjadi salah satu negara terkuat di Jawa. Wilayahnya mencakup sebagian Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, serta Madura, Kalimantan Barat, hingga Sumatra. Kerajaan Mataram Islam pecah diawali dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang merupakan kesepakatan damai antara VOC dan pihak Mataram yang diwakili Pakubuwono III dan Pangeran Mangkubumi. Tetapi perjanjian damai tersebut memicu perlawanan dari Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa. Sampai akhirnya pihak Pakubuwono III, Hamengkubuwono I, dan Pangeran Sambernyawa membuat perjanjian yang dimediasi oleh VOC di Salatiga, Jawa Tengah, 17 Maret 1757. Perjanjian ini membagi wilayah Mataram Islam menjadi empat, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan wilayah kekuasaan VOC.       Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: solopos.com

Baca Juga

Komentar