Jumat, 29 Maret 2024

Cabai Mahal, Pedagang di Kudus Justru Terpaksa Buang Dagangan

Vega Ma'arijil Ula
Senin, 7 Maret 2022 18:23:00
Pedagang Pasar Bitingan Kudus, menunjukkan cabai dagangannya. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_276571" align="alignleft" width="2560"] Pedagang Pasar Bitingan Kudus, menunjukkan cabai dagangannya. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Harga cabai  mengalami lonjakan harga sejak sepekan terakhir ini. Meski harga cabai mahal, pedagang di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini justru terpaksa membuang cabai dagangannya. Ini terjadi lantaran sejak terjadi kenaikan harga, pembeli cabai berkurang. Sehingga cabai yang dijual pedagang membusuk karena tak laku. Hal ini dirasakan oleh Aslimah, pedagang di Pasar Bitingan Kudus. Dia menjelaskan, harga cabai rawit merah awalnya Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram. Namun, saat ini harganya sudah mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 85 ribu. Kenaikan juga terjadi pada harga cabai merah keriting Rp 45 ribu hingga Rp 46 ribu per KKilogram Harga tersebut jauh lebih tinggi dari harga sebelumnya sebesar Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogramnya. Baca: Setelah Minyak Goreng, Harga Cabai di Kudus Ikut Mahal Dengan kenaikan harga cabai tersebut, menurut Aslimah daya beli konsumen menurun. Menurut dia konsumen yang biasanya membeli 1/2 kilogram cabai dalam sepekan ini semenjak terjadi kenaikan cabai memilih mengurangi jumlah pembelian menjadi 1/4 kilogram saja. "Ada yang beli sampai setengah ons. Harganya lima ribu rupiah kalau setengah ons," katanya, Senin (7/3/2022). Dengan menurunnya daya beli masyarakat, otomatis beberapa dagangan cabai yang dijualnya masih tersisa. Aslimah menyampaikan jika cabai tidak dapat tahan lama. "Akhirnya ya saya buang. Karena kalau sudah dua hari lebih cabainya jadi busuk," terangnya. Baca: Harga Cabai di Boyolali Mulai Melejit, Sekilo Tembus Rp 70 Ribu Aslimah berharap agar ke depannya harga cabai dapat normal kembali. Sehingga pembelinya dapat kembali normal. "Ya inginnya harga kembali normal pembelinya banyak. Mosok ya wit biyen gak merdeka-merdeka (Masa sejak dulu tidak merdeka-merdeka)," pungkasnya.     Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar