Jumat, 29 Maret 2024

Gerindra Jateng Nilai Aturan Menag Soal Toa Masjid Bikin Gaduh

Murianews
Kamis, 24 Februari 2022 14:29:12
Ilustrasi pengeras suara masjid.(MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_214730" align="alignleft" width="1280"] Ilustrasi pengeras suara masjid.(MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Semarang – Gerindra Jateng menilai Surat Edaran Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas soal toa masjid dan musala justru bikin gaduh. Apalagi lagi, Menag membandingkan suara azan dengan suara gonggongan anjing sangat tidak relevan. ”Kami kira itu tidak baik dan tidak benar. Jelas itu perbandingan yang tidak relevan. Masak kalimat thoyibah dibandingkan dengan suara hewan?” kata Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Jateng, Dwi Yasmanto, Kamis (24/2/2022). Baca: Heboh Menag Yaqut Bandingkan Ketergangguan Akibat Pengeras Suara Masjid dengan Gonggongan Anjing Ia pun mengakui, aturan yang dikeluarkan tersebut sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan ketentraman, ketertiban dan keharmonisan antar warga. Namun, kenyataanya malah sebaliknya. ”Menag harus paham bahwa masyarakat di setiap wilayah di Indonesia itu berbeda-beda,” ungkapnya. Bagi daerah yang sudah terbiasa menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan azan dan mengaji, karena memang semua masyarakat di wilayah tersebut beragama islam, itu tidak menjadi masalah. Baca: Menag Urusi Pengeras Suara Masjid, Nusron Anggap Kurang Kerjaan Akan tetapi untuk wilayah yang masyarakatnya heterogen, itu butuh kebijaksanaan dari pengurus masjid. ”Jadi Menag tidak harus mengeluarkan surat edaran yang sifatnya pukul rata, tapi cukup melakukan pembinaan dengan memberikan pemahaman saja. Tujuannya, Islam sebagai agama dipraktekkan dengan memberi dampak kedamaian dan keselamatan bagi semua. Ia pun meminta aturan tersebut dikembalikan pada tujuan awal. Yakni ketenteraman masyarakat. Baca: Diduga Bandingkan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing, Roy Suryo Bakal Polisikan Menag Yaqut "Nah, saya kita sebagaimana tujuan pak Menag menerbitkan surat edaran, pernyataan beliau juga harus menimbulkan ketentraman, ketertiban dan keharmonisan bagi masyarakat. Jangan bikin gaduh," tandasnya. Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji mengatakan suara adzan dari masjid memang tidak semuanya merdu dan indah. Maka memang harus dilakukan pelatihan dan pembinaan. Anak-anak juga hendaknya tidak ramai saat toa masih posisi menyala.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar