Kamis, 28 Maret 2024

Tak Diizinkan Orang Tua, Sejumlah Siswa di Wonogiri Ikuti Pembelajaran Jarak Jauh

Murianews
Rabu, 9 Februari 2022 17:27:00
Ilustasi: Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_254020" align="alignleft" width="1280"]Tak Diizinkan Orang Tua, Sejumlah Siswa di Wonogiri Ikuti Pembelajaran Jarak Jauh Ilustasi: Sejumlah siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption] MURIANEWS, Wonogiri- Sebagian kecil siswa di Wonogiri hanya menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini menyusul tidak adanya izin dari orang tuanya guna mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Disamping itu, ada pula orang tua yang belum mengizinkan anak menjalani vaksinasi primer, Namun, mereka tetap mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas. Seperti diketahui, kegiatan belajar mengajar (KBM) jenjang SD dan SMP di Kabupaten Wonogiri diubah dari sebelumnya PTM 100 persen berbasis hari, kini menjadi PTM terbatas dengan jumlah siswa maksimal 50 persen dari kapasitas ruang kelas tanpa sif. Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Menghantui, PTM Kudus Tetap Berjalan Kebijakan yang dilaksanakan mulai Senin (7/2/2022) lalu diambil sebagai respons atas meningkatkan kasus aktif terkonfirmasi positif Covid-19, sejak beberapa pekan terakhir. Informasi yang dihimpun dari Solopos.com, Rabu (9/2/2022), PTM 50 persen diterapkan berdasar Surat Edaran (SE) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri No. 420/0791 tertanggal 2 Februari 2022 yang ditandatangani Kepala Disdikbud, Yuli Bangun Nursanti. SE mengamanatkan satuan pendidikan di bawah kewenangan Disdikbud Wonogiri menjalankan PTM terbatas atau PJJ. Pengaturan PTM terbatas. Yakni, jumlah siswa 50 persen dari kapasitas ruang kelas dengan durasi empat jam pelajaran/hari tanpa sif. Guru di SDN 4 Wonogiri, Marino, saat ditemui di sekolah tempatnya mengajar opada hari ini mengatakan, sekolahnya melaksanakan PTM sesuai SE Disdikbud. Sebab, jumlah siswa banyak, yakni total 349 anak. Jumlah siswa setiap kelas rata-rata 30 anak. Pengaturannya adalah siswa setiap tingkatan dibagi dua, yakni siswa dengan nomor urut presensi ganjil mengikuti PTM terbatas pada Senin, Rabu, dan Jumat. Sementara, siswa dengan nomor urut presensi genap mengikuti PTM terbatas pada Selasa, Kamis, dan Sabtu. “Saat tak mendapat jadwal mengikuti PTM, siswa menjalani PJJ dari rumah. Dengan begitu setiap siswa mengikuti PTM tiga kali dan PJJ tiga kali sepekan,” ucap Marino didampingi guru kelas II, Tri Handoko. Dia menginformasikan, ada sejumlah orang tua yang tak mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas. Mereka hanya menghendaki anak menjalani PJJ secara penuh. Marino tak mempermasalahkannya. Sesuai ketentuan, orang tua diberi pilihan mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas atau PJJ. “Orang tua yang ingin anak hanya mengikuti PJJ kurang dari 10 orang. Sebelumnya SDN 4 Wonogiri menerapkan PTM 100 persen berbasis hari. Penerapannya setiap siswa bisa mengikuti enam kali PTM dalam sepekan dengan sistem dua sif, pagi dan siang. Dengan begitu setiap kelas hanya diisi 50 persen siswa setiap hari,” imbuh Marino. Kepala SMPN 1 Ngadirojo, Hartanto, menyampaikan hal senada. Sekolahnya menerapkan PTM terbatas 50 persen, sehingga setiap siswa mengikuti tiga kali PTM terbatas dan tiga kali PJJ. Hal itu sesuai SE Disdikbud Wonogiri. Sebelumnya, SMPN 1 Ngadirojo menerapkan PTM 100 persen berbasis hari. Menurut Hartanto, seluruh orang tua mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas. Namun, masih ada satu orang tua yang hingga saat ini belum mengizinkan anak menjalani vaksinasi primer, tetapi mengizinkan anak mengikuti PTM. Oleh karena itu, sekolah meminta siswa dari orang tua bersangkutan mengikuti PTM.     Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: solopos.com

Baca Juga

Komentar