Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid-19, Bagaimana Nasib PTM di Kudus?

Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid 19 Bagaimana Nasib PTM di Kudus
Salah seorang siswa tengah mencuci tangan sebelum masuk sekolah di Kudus (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)

MURIANEWS, Kudus – Indonesia disebut sudah masuk gelombang ketiga penyebaran Covid-19. Kabar tersebut berhembus dari Kemeterian Kesehatan baru-baru ini.

Indikatornya, adalah naiknya kasus konfirmasi Covid-19 di semua sektor, salah satunya di sektor pendidikan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua pemimpin wilayah di Jateng kembali menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 50 persen.

Di Kabupaten Kudus sendiri, Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan saat ini masih banyak sekolah di Kudus yang belum menerapkan PTM seratus persen, sehingga kebijakan tersebut tidak memberatkan Pemkab.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, IDI Sebut Indonesia Mulai Masuk Gelombang Ketiga

“Di Kudus ini kan ya masih banyak yang 50 persen. Jadi, tidak masalah, jarang yang seratus persen,” kata Hartopo, Kamis (3/2/2022).

Selama ini, lanjut Hartopo, bila sekolah ingin mengadakan PTM seratus persen, maka harus izin ke Satgas Covid-19 kabupaten. Namun seiring berjalannya waktu, belum ada sekolah yang mengajukan izin tersebut ke Satgas.

“Harus izin dulu yang kemarin. Ada, memang satu yang seratus persen tapi itu juga dibagi kelasnya. Ada yang berangkat pagi, ada yang berangkat siang,” ujarnya.

Baca juga: Kudus Perbolehkan PTM 100 Persen di Semua Jenjang Pendidikan

Untuk mencegah terjadinya klaster di PTM, Hartopo menginstruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk melakukan random sampling tes Swab ke siswa dan guru di berbagai jenjang.

“Ini untuk langkah antisipasi jangan sampai kebobolan kasusnya,” pungkasnya.

Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dr Andini Aridewi mengatakan, sampai saat ini sudah ada ribuan siswa dan guru yang telah menjalani random sampling. Hasilnya, semua siswa dan guru di berbagai jenjang negatif Covid-19.

Metode tes yang dipakai adalah dengan menggunakan swab Polymerase Chain Reaction (PCR), sehingga hasilnya bisa lebih akurat.

“Pengambilan sampel kami lakukan secara bertahap selama sepekan ke belakang, jumlah tersebut juga termasuk guru dan staf sekolah, sampai saat ini hasilnya negatif semua dan tidak ditemukan adanya siswa dengan hasil positif Covid-19,” pungkasnya.

 

Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.