Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Kudus Perbolehkan PTM 100 Persen di Semua Jenjang Pendidikan

Kudus Perbolehkan PTM Seratus Persen di Semua Jenjang Pendidikan
Bupati Kudus HM Hartopo saat meninjau PTM di SMA 2 Bae Kudus, Rabu (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)

MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus mempersilahkan semua lembaga pendidikan berbagai jenjang untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) seratus persen.

Lampu hijau tersebut, diberikan Pemkab usai Kudus masuk kategori Level 1 PPKM. Sebelum ini, saat Kabupaten Kudus berada pada Level 2 PPKM, pembelajaran tatap muka dilaksanakan secara campur. Yakni separuh siswa secara online dan separuhnya lagi tatap muka.

Hanya, ada sejumlah syarat yang dibebankan kepada mereka. Satu syarat yang paling penting adalah adanya Satgas Covid-19 di masing-masing sekolah. Satgas tersebut, juga harus dari tenaga luar pendidik.

Baca juga: Minim Satgas, Sekolah-Sekolah di Kudus Ini Dievaluasi

“Silahkan menjalankan PTM seratus persen, namun harus ada satuan tugasnya dan itu harus di luar guru,” tegas Bupati Kudus HM Hartopo, Rabu (26/1/2022).

Sekolah-sekolah yang menjalankan PTM pun juga diminta untuk menyosialisasikan apa itu Covid-19. Penyosialisasiannya adalah terkait bagaimana penularannya hingga efek bila tertular. Dengan begitu siswa bisa semakin waspada.

Untuk memastikan hal-hal tersebut, Hartopo akan rajin menyidak sekolahan yang menjalankan PTM. Dia, tak akan segan menegur sekolah yang tak serius menyiapkan Satgas Covid-19 untuk mengawasi penerapan prokesnya.

“Satgas itu kunci penerapan protokol kesehatannya, kalau Satgasnya saja tidak patuh bagaimana yang lainnya,” imbuh dia.

Dari hasil pantauannya hingga sekarang, memang masih dijumpai banyak sekolah yang tidak menyediakan Satgas atau satgasnya kurang.

Atas temuan tersebutlah pihaknya meminta semua sekolah yang pernah ditegurnya untuk mengevaluasi peran Satgasnya. Pihaknya tidak ingin hal seperti ini menjadi pembiaran karena akan menambah potensi penularan Covid-19 di sekolah.

“Apalagi ini ada varian Omicron, kalau nanti masih tidak tertib nanti akan kami tutup dulu saja biar mereka mengevaluasi,” pungkasnya.

 

Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.