Jumat, 29 Maret 2024

Dari Desa Welahan Menuju Pentas Sepak Bola Nasional

Budi Santoso
Rabu, 19 Januari 2022 17:46:26
Saddam Emirudin Gaffar, adalah salah satu pemain muda di sepak bola Indonesia yang cukup menarik perhatian. Pemain yang kini menjadi milik PSS Sleman ini, sempat menjadi ‘buah bibir’ saat dibawa Shin Tae Yong ke Timnas Indonesia pada 2021 lalu.(facebook.com/pssi)
[caption id="attachment_266523" align="alignleft" width="1494"]Saddam Emirudin Gaffar Saddam Emirudin Gaffar, adalah salah satu pemain muda di sepak bola Indonesia yang cukup menarik perhatian. Pemain yang kini menjadi milik PSS Sleman ini, sempat menjadi ‘buah bibir’ saat dibawa Shin Tae Yong ke Timnas Indonesia pada 2021 lalu.(facebook.com/pssi)[/caption] MURIANEWS, Kudus- Saddam Emirudin Gaffar, adalah salah satu pemain muda di sepak bola Indonesia yang cukup menarik perhatian. Pemain yang kini menjadi milik PSS Sleman ini, sempat menjadi ‘buah bibir’ saat dibawa Shin Tae Yong ke Timnas Indonesia pada 2021 lalu. Lahir di Jepara, 24 September 2001, Saddam tumbuh di sebuah daerah kecil di Jepara, Jawa Tengah. Sejak kelas 3 SD, pemain yang memiliki postur tinggi menjulang ini sudah menaruh minat pada dunia sepak bola. Kisahnya bermula saat dirinya diajak oleh kakak sepupunya ikut melihat latihan sepak bola di SSB PSW Welahan, Jepara. Klub PSW Welahan merupakan salah satu anggota Askab PSSI Jepara sejauh ini. Kebetulan kakak sepupunya ikut tergabung dalam klub ini. Selanjutnya, mulai kelas 2 SD dirinya kemudian ikut berlatih di PSW Welahan ini. Setelah itu, sekolahnya berpindah-pindah mengikuti perkembangannya dalam memainkan si kulit bundar. Masuk kelas 1 SMP dirinya sudah pindah ke Semarang, itu terjadi karena dirinya ikut Akademi Apac Inti. Menginjak SMA, lagi-lagi karena sepak bola dirinya harus pindah sekolah di Kudus. Di kota Kretek, dirinya hanya sampai kelas 2, sebelum pindah ke Semarang. Hal itu terjadi karena dirinya terpilih masuk program PPLP. “Pindah-pindah sekolah gara-gara sepak bola. Pindah tim dan mencari pengalaman. Kelas 2 SD saya ikut SSB PSW Welahan, setelah diperbolehkan sama orang tua. Sampai akhirnya pindah-pindah sekolah itu,” ujar Saddam seperti dikutip dari unggahan video di akun PSSI. BACA JUGA: Dari Lapangan Kampung di Jepara, Saddam Kini Menjadi Kesayangan Shin Tae Yong Saddam mengaku mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Sebagai anak tunggal, pada akhirnya membuat dirinya kerap jauh dari kedua orang tuanya. Namun semua dijalaninya dengan sepenuh hati. Sebelum menjadi striker seperti yang dikenal public bola Indonesia, Saddam ternyata memiliki pengalaman unik. Dirinya mengaku mengawali karirnya dengan posisi kiper. Pelatihnya di SSB PSW Welahan mengarahkan ke posisi itu karena badannya yang besar. “Kelas dua SD saya masih kiper, lalu kelas 4 pindah jadi bek kiri, berikutnya stopper, lalu gelandang dan sayap sampai kelas enam. Masuk SMP saya baru jadi striker. Saya ingin seperti Bambang Pamungkas,” ujarnya lagi. Menjadi striker Saddam juga mengaku kadang-kadang sebal. Terutama pada saat tidak mendapatkan suplay bola. Pemain yang mengaku sangat gandrung pada Liverpool ini juga mengaku sempat putus asa menjadi pemain sepak bola. Beruntung ada beberapa rekan senior di PSS Sleman memberikan dorongan moral pada dirinya. Permainan Saddam menjadi perhatian di turnamen Pra Musim Piala Menpora 2020 lalu. Saat itu dirinya berhasil menyabet penghargaan sebagai pemain muda terbaik. Dari sana Saddam kemudian mendapatkan panggilan Shin Tae Yong untuk masuk di Timnas Indonesia. Saddam kemudian ikut menjadi bagian Timnas Indonesia yang berlaga di Pra Kualifikasi Piala Dunia di Dubai, pertengahan 2021 lalu. Sayangnya, Saddam mengalami cidera pada lututnya, sehingga dirinya harus menepi hingga saat ini. Saddam sampai saat ini masih menjadi pemain PSS Sleman, dan masih terus menjalani proses pemulihan cidera. Dirinya berharap bisa segera pulih, dan bisa bermain kembali untuk PSS Sleman dan Timnas Indonesia. Semoga lekas pulih Saddam. Penulis: Budi erje Editor: Budi erje Sumber: PSSI

Baca Juga

Komentar