Siswa PAUD di Cianjur Ini Meninggal Dunia Usai Divaksin, Diduga Karena KIPI
Murianews
Selasa, 18 Januari 2022 22:07:33
[caption id="attachment_258482" align="alignleft" width="880"] Tenaga kesehatan (nakes) menyiapkan vaksin Covid-19. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Cianjur- Siswa PAUD berinisial ZL (6,5) meninggal dunia setelah disuntik vaksin. Sebelum meninggal, ZL sempat mengalami demam tinggi dan kejang-kejang berulang kali.
ZL diduga meninggal karena mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) kategori berat.
Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, saat suntik vaksin, yakni pada Senin (17/1/2022) ZL diantar oleh ibunya. ZL juga menjalani tahap pemeriksaan dan mendapat persetujuan orang tua. Sehingga ZL pun disuntik vaksin.
"Vaksinasinya kemarin, pukul 9.30 WIB. Sebelum divaksin, siswa tersebut menjalani konseling dan proses screening anak itu tidak memiliki riwayat penyakit dan dinyatakan layak untuk divaksin," ujarnya dilansir dari Detik.com, Selasa (18/1/2022).
Baca: Pelajar Usia 10 tahun Meninggal Usai Divaksin, Ini Kata Dinkes Tasikmalaya
Kemudian sekitar pukul 12.30 WIB, orang tua ZL melaporkan pada petugas bahwa anaknya mengalami demam. Petugas puskesmas pun memberi obat pereda demam dengan dititipkan pada gurunya.
Selanjutnya pada pukul 19.30 Wib, ZL kembali mengalami demam hingga kejang-kejang. Orang tuanya pun segera membawanya ke puskesmas untuk diperiksa.
Namun pada Selasa (18/1/2022) pagi, ZL kembali demam dan kejang, sehingga pihak Puskesmas merekomendasikan agar siswa tersebut dirujuk ke RSUD Pagelaran.
"Sekitar pukul 9.00 WIB anak demam dengan suhu 39 derajat. Setelah ada persetujuan dokter spesialis di RSUD Pagelaran, pihak Puskesmas menyarankan agar dirujuk, tapi orangtua anak tersebut menolak," katanya.
Baca: Dua Hari Setelah Divaksin, Pelajar Berusia 10 Tahun Ini Meninggal Dunia
Menurut dia, pada pukul 10.15 WIB, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia di ruang IGD Puskesmas.
"Anak meninggal di Puskesmas," ucap Yusman.
Terkait hal itu, Dinkes sudah melaporkan kejadian tersebut ke Komnas KIPI dan memasukan kejadiannya dalam KIPI berat.
"Untuk saat ini diduga akibat KIPI, tapi untuk pastinya menunggu hasil dari Komnas KIPI. Petugas puskesmas dan Dinkes sudah ditugaskan untuk mencari data dan kronologis tambahan yang nantinya akan dilaporkan ke Komnas KIPI," tuturnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com