Jumat, 29 Maret 2024

Harus Tahu, Ini 5 Jenis Vaksin yang Digunakan untuk Vaksin Booster

Murianews
Rabu, 12 Januari 2022 07:00:41
Seorang lansia tengah menjalani vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Kudus, (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_264527" align="alignleft" width="880"] Seorang lansia tengah menjalani vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Kudus, (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Jakarta- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap jenis vaksin Covid-19 sebagai vaksin booster atau vaksin dosis ketiga. Setidaknya ada lima jenis vaksin yang akan digunakan. Kelima vaksin tersebut adalah Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax. Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, pemberian izin penggunaan darurat terhadap lima vaksin tersebut sudah melalui proses kajian dan evaluasi dari tim ahli nasional penilai obat atau vaksin. Selain itu juga sudah mendapatkan rekomendasi. “Sudah mendapat rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada dan dilanjutkan dengan pemberian izin penggunaan darurat," kata Penny. Baca: 5 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Vaksin Booster Berikut ini adalah 5 jenis vaksin bosster beserta penjelasannya seperti dilansir dari Kompas.com. 1.Coronavac PT Bio Farma Vaksin Coronavac produksi PT Bio Farma dapat diberikan untuk vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua. Vaksin Coronavac diberikan satu dosis untuk usia 18 tahun ke atas. Hasil uji klinik menunjukkan bahwa vaksin Coronavac memiliki reaksi lokal pasca penyuntikan seperti nyeri di tempat suntikan. Imunogesitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21 sampai 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada dewasa. 2. Pfizer Vaksin Pfizer juga diberikan untuk vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua. Diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer untuk usia 18 tahun ke atas. Data hasil uji klinik menunjukkan, penyuntikan vaksin Pfizer bersifat lokal seperti nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, dan nyeri sendi. Imunogesitas menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan sebesar 3,3 kali. Baca: Sah! Vaksin Booster Digratiskan Presiden Jokowi 3. AstraZeneca Vaksin AstraZeneca juga mendapat izin penggunaan darurat sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua. Data hasil uji klinik menunjukkan, efek dari penyuntikan vaksin tersebut bersifat ringan (55 persen) dan sedang (37 persen). Imunogesitas nya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3700. 4. Moderna Vaksin Moderna dapat diberikan sebagai vaksin booster baik itu sifatnya homologus atau sejenis dan heterologus atau jenis vaksin yang berbeda dari vaksin dosis satu dan dosis kedua. Heterologusnya moderna adalah untuk vaksin primernya adalah AstraZeneca, Pfizer, Johnson and Johnson dengan dosis setengah. 5. Zifivax Vaksin Zifivax mendapatkan izin penggunaan darurat sebagai vaksin booster yang bersifat heterologus untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm. Adapun respons titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek usia dewasa.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar