Jumat, 29 Maret 2024

PSSI Ternyata Sudah Terbentuk 90 Tahun Silam, Begini Sejarahnya  

Murianews
Senin, 3 Januari 2022 11:14:11
Ilustrasi sepak bola Indonesia (pixabay.com)
[caption id="attachment_261991" align="alignleft" width="960"]PSSI Ternyata Sudah Terbentuk 90 Tahun Silam, Begini Sejarahnya   Ilustrasi sepak bola Indonesia (pixabay.com)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Perhelatan Piala AFF 2020 telah usai, pertandingan final leg 2 dengan hasil imbang 2-2. Hasil akhir ini mengantarkan Thailand menjadi juara Piaa AFF 2020 dengan agregat gol 6-2. Sementara Timnas Indonesia harus puas menjadi menjadi runner up. Banyak komentar dari Natizen di dunia maya tentang hasil pertandingan tersebut, baik yang berkomentar miring maupun menyanjung. Semua itu tak terlepas dari peran Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI sendiri sudah memiliki sejarah panjang. Dilansir dari CNNIndonesia.com, (19/04/2020). Berikut sejarah terbentuknya organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut. PSSI terbentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta atas ide seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Kegemaran Soeratin terhadap sepak bola membuat pria yang menyelesaikan pendidikan Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, itu berambisi membentuk organisasi sepak bola. Dikutip dari situs resmi PSSI, setelah kembali ke Indonesia dari Jerman pada 1928, Soeratin memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, Soeratin melihat sepakbola sebagai cara terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda. Soeratin kemudian mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Ide untuk membentuk organisasi sepak bola kemudian muncul dalam sebuah pertemuan di Hotel Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta. Ketika itu Soeratin melakukan pertemuan, salah satunya dengan Ketua Voetbalbond Indonesische Jakarta Soeri. Kemudian PSSI atau Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia terbentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta setelah Soeratin melakukan pertemuan dengan wakil dari VIJ (Sjamsoedin), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo). Baca juga: PSSI Akan Tuntut Mata Najwa Soal Praktik Pengaturan Skor Setelah itu juga ada perwakilan VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Pertemuan itu juga menghasilkan Soeratin sebagai Ketua Umum pertama PSSI. Soeratin dan kawan-kawan kemudian menyusun program setelah PSSI terbentuk. Program tersebut pada dasarnya menentang berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui organisasi sepak bola Nederlands Indische Voetbal Bond (NIVB). PSSI kemudian melahirkan 'stridij program', yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya ditingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut "Steden Tournooi" dimulai pada 1931 di Surakarta. Pada 1936, NIVB memutuskan untuk bekerja sama dengan PSSI dengan membentuk Nederlandsh Indische Voetbal Unie (NIVU). Keputusan itu diambil setelah PSSI semakin populer dan memiliki posisi yang kuat. Hubungan PSSI dengan NIVU retak pada Piala Dunia 1938 di Prancis. Ketika itu Soeratin protes karena NIVU mengirim tim mereka atas nama Dutch East Indies ke Piala Dunia 1938, meski ada sembilan pemain pribumi dan keturunan Tionghoa. Padahal sesuai kesepakatan awal seharusnya ada pertandingan antara tim PSSI vs NIVU untuk menentukan siapa yang berangkat ke Prancis. Selain itu Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai di Piala Dunia 1938 adalah bendera NIVU (Belanda). Soeratin akhirnya memutuskan untuk membatalkan perjanjian dengan NIVU pada Kongres PSSI 1938 di Solo. Kegiatan PSSI kemudian menjadi pasif selama masa penjajahan Jepang pada 1942 hingga 1945. Ketika itu Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari GELORA (Gerakan Latihan Olahraga pada 1944. PSSI baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949). PSSI kemudian berubah nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pada Kongres di Solo pada 1950.     Penulis : Chambali Sumber : CNNIndonesia.com Editor : Dani Agus

Baca Juga

Komentar