Kamis, 28 Maret 2024

Ini Alasan Ibu di Sukoharjo Tega Buang Bayinya Sendiri Usai Dilahirkan

Murianews
Jumat, 3 Desember 2021 18:13:20
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, menunjukkan barang bukti dan foto pelaku pembuang bayi di Dukuh/Desa Pondok, Nguter, saat konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Jumat (3/12/2021). (Solopos.com/Candra Putra Mantovani)
[caption id="attachment_256340" align="alignnone" width="880"] Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, menunjukkan barang bukti dan foto pelaku pembuang bayi di Dukuh/Desa Pondok, Nguter, saat konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Jumat (3/12/2021). (Solopos.com/Candra Putra Mantovani)[/caption] MURIANEWS, Sukoharjo – Kasus penemuan jasad bayi dalam kardus di Nguter, Sukoharjo, Rabu (1/12/2021) membuat gempar warga setempat. Polisi yang bergerak cepat berhasil menemukan pembuang bayi malang tersebut yang ternyata ibu kandung sang bayi berinisial E (20). Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan memaparkan, E (20) merupakan warga Pondok, Nguter. Kepada petugas E awalnya terlibat hubungan asmara dengan seorang pemuda berinisial DWN. E dan DWN merupakan rekan kerja di perusahaan yang sama di Sukoharjo. Berdasarkan pengakuannya, pelaku pembuang bayi dalam kardus di Nguter, Sukoharjo, tersebut melakukan hubungan suami istri dengan DWN empat kali di salah satu hotel di Tawangmangu, Karanganyar. Pada Maret 2021, E mengaku mulai tidak datang bulan dan akhirnya diketahui mengandung. Baca: Pembuang Bayi Dalam Kardus di Nguter Sukoharjo Ditangkap, Ternyata… Setelah itu, E kemudian meminta pertanggungjawaban DWN, namun kekasihnya tersebut tidak mau bertanggung jawab dan malah kabur keluar kota. “Sebenarnya keduanya sama-sama bujang [belum menikah]. Tapi si laki-laki tidak mau bertanggung jawab dan malah ke luar kota,” beber Kapolres. Kapolres mengatakan selama hamil, E tidak pernah bercerita kepada siapa pun termasuk keluarganya. Berdasarkan hasil interogasi, karena takut ketahuan saat melahirkan, E kemudian menutup mulut dan hidung anaknya sesaat setelah melahirkan. “Aksinya dilakukan spontan karena takut tangisan bayi itu membuat orang tua dan tetangga tidak terdengar. Tapi tindakannya tersebut berakibat menghilangnya nyawa anak tersebut,” imbuh Kapolres. Baca: BREAKINGNEWS: Mayat Bayi Ditemukan di TPA Ngembak Grobogan Setelah anaknya meninggal, E menunggu rumahnya sepi untuk membawa mayat bayi yang baru dilahirkannya tersebut ke kebun di belakang rumahnya di Nguter, Sukoharjo, untuk dikubur. Namun, lantaran kondisi E masih lemas, ia memutuskan hanya meletakkan mayat anak kandungnya tersebut di dalam kardus di bawah pohon pisang. “Setelah itu, E kembali ke rumahnya dan setelah beberapa waktu ia mulai gelisah, takut perbuatannya ketahuan,” beber Kapolres.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar