ROAD TO IDC AMSI 2021 Teknologi Digital Bantu Ekonomi di Masa Pandemi

MURIANEWS, Palembang – Kemajuan teknologi digital mulai dirasakan di masa pandemi Covid-19. Promosi melalui teknologi sangat membantu untuk membangkitkan perekonomian.
Itu dirasakan betul oleh pengusaha kuliner asal Palembang, Lucianty. Di tengah pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi, pihaknya diuntungkan dengan adanya digitalisasi.
Pihaknya mengaku sempat terdampak akibat pandemi Covid-19 itu. Mulai dari susahnya mendapatkan bahan baku, hingga kekurangan tenaga kerja.
“Dimana, kita sempat susah dapat bahan baku, karena banyak pemasok tutup usahanya. Kekurangan tenaga kerja, karena banyak yang diliburkan, serta ketidakjelasan usaha,” tuturnya seperti dikutip MURIANEWS dalam rilis Road to Indonesia Digital Conference (IDC) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) 2021, sesi pertama di Provinsi Sumsel, Senin (15/11/2021).
Baca juga: JDC 2021 Akan Bedah Peluang Desa di Era Digital
Makanya, sambung Luci, pebisnis kuliner harus dapat kepercayaan konsumen, dengan produk halal, aman, kemasan dan kebersihan. Termasuk WFH membuat menurunnya daya beli masyatakat. “Intinya pengusaha kuliner butuh kebijakan pemerintah untuk mengatasi kendala-kendala ini,” tegasnya.
Keberadaan teknologi digital telah menguntungkan Lucianty tengah keterbatasan akibat pandemi. Meski begitu, banyak tantangan bisnis yang harus dihadapinya di dunia digital itu.
Sementara itu, Bupati Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) Popo Ali Murtopo menyadari pentingnya digitalisasi. Dia berharap melalui kegiatan Road to IDC AMSI bisa perluas pasar promosi wisata.
Popo mengaku pihaknya diuntungkan dengan kegiatan tersebut. Sebab, daerah yang dipimpinnya itu berada di ujung Sumatra Selatan (Sumsel). Daerah itu berbatasan dengan Provinsi Lampung dan Bengkulu.
“Melalui Road to IDC AMSI ini kita berharap pasar promosi wisata kita lebih luas, sehingga Pemkab maupun masyarakat OKU Selatan bisa meraih keuntungan lebih maksimal,” katanya.
Dengan sedikit promosi, Popo mengatakan, bagi wisatawan ingin berkunjung ke OKU Selatan, khususnya wisata Danau Ranau, bisa melalui tiga bandara, yakni Bandara di Sumsel, Lampung dan Bengkulu.
“Kemudian, ada akses tol Palembang-Lampung. Dimana dulu ke OKUS ditempuh dalam 7-8 jam perjalanan. Kini bisa ditempat hanya lebih kurang lima jam saja. Lumayan, waktunya banyak berkurang,” jelasnya lagi.
Bahkan, tambah Popo, untuk gelaran sepeda (SRGF) itu hampir seluruh provinsi di Indonesia mengirimkan peserta. “Ini tentu tak lepas dari digitalisasi. Sebab, kami bisa mengurangi dana promosi untuk menonjolkan wisata,” ujarnya.
“Termasuk gandeng komunitas, aplikasi dan media sosial yang ada. Dan efek promosinya juga bisa menjangka ke seluruh dunia,” tambahnya.
Manfaat digitalisasi juga dirasakan Walikota Palembang Harnojoyo. Melalui Kepala Dinas Pariwisata Palembang Sulaiiman Amin, pihaknya mengaku banyak destinasi wisata yang telah dipromosikan melalui digital.
“Ada Sungai Musi, peninggalan sejarah, venue olahraga berstandar Internasional yang mampu menggaet wisatawan. Sehingga Palembang ini dinamakan Kota Modern yang berbudaya. Namun sekarang kita sudah manfaatkan era digitalisasi dalam mempromosikan destinasi wisata tersebut,” ungkapnya.
Kota Palembang sendiri memiliki 76 destinasi wisata, namun Pemkot baru fokus mengelola 15 destinasi wisata. Di antaranya Benteng Kuto Besak, Alquran Al Akbar, JSC, dan Kampung Kapitan.
“Hidupan pariwisata dengan bekerjasama terhadap seluruh stakeholder, termasuk akademisi, pelaku usaha, maupun dengan media. Kemudian, kita siapkan spot kuliner, spot kerajinan, dan kampung kreatif, sehingga masyarakat tetap eksis ditenga pandemi ini,” tambahnya.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi