Kamis, 28 Maret 2024

Kasus Stunting Kudus Disebut Terus Turun

Zulkifli Fahmi
Minggu, 14 November 2021 09:22:45
Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana, Bersama Mitra di Hotel @home Kudus, Sabtu (13/11/2021). (MURIANEWS/Istimewa)
[caption id="attachment_252676" align="alignleft" width="1280"]Kasus Stunting Kudus Terus Turun Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana, Bersama Mitra di Hotel @home Kudus, Sabtu (13/11/2021). (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] MURIANEWS, Kudus – Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kudus, Mundir menyebut angka kasus stunting di Kabupaten Kudus terus menurun. Meski begitu, pihaknya tak mau lengah. Mundir menjelaskan, saat ini kasus stunting di Kabupaten saat ini telah turun menjadi 4,7 persen. Angka itu lebih rendah dari target nasional, yakni 14 persen. “Dengan semakin menurunnya kasus menjadi 4,7 persen, bahkan lebih rendah dari target nasional sebesar 14 persen kami berupaya menjadikan Kudus bebas stunting. Kami tak mau lengah,” jelasnya pada awak media usai Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana, Bersama Mitra di Hotel @home Kudus, Sabtu (13/11). Baca juga: Pemkab Kudus Nyatakan Komitmennya Tekan Angka Stunting Upaya penurunan angka stunting itu diapresiasi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kudus, H Ilwani. Menurutnya, edukasi bahaya stunting dalam bentuk sosialisasi pada remaja, ibu hamil dan pra menikah perlu digencarkan. Dia juga meminta agar pasangan yang akan menikah perlu mempersiapkan beberapa hal. Tak hanya kesehatannya, namun juga fisik, mental dan ekonominya untuk mencegah stunting. “Setelah nikah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, kemudian goncang, penyebabnya ekonomi kurang. Maka diperlukan persiapan yang matang. Misalnya belajar sampai meraih gelar pendidikan yang tinggi, dengan demikian harapannya bisa mendapat pekerjaan atau kedudukan yang lebih baik. Bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, menjadi keluarga keluarga sejahtera, pondasi utama dalah tercipta keluarga sejahtera dan bahagia,” pungkasnya. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat BKKBN, Putut Riyanto menyebut, stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan melebarkan ketimpangan. “Karena pengalaman dan bukti internasional menunjukkan stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11 persen GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20 persen,” katanya. Di samping itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi 10 persen dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antargenerasi. Acara edukasi dan sosialisasi Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) selain narasumber dari BKKBN Pusat juga hadir Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kudus, H Ilwani; Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN Jateng, Farida Sumarlin; Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kudus, Mundir; Ketua  IPPNU Jateng, Isyti Karimah; dan seratusan anggota IPPNU sebagai peserta.   Reporter: Zulkifli Fahmi Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar