Jumat, 29 Maret 2024

Fahri Hamzah Tuding Parlemen Lemah dan Dikangkangi, Oleh Siapa?

Cholis Anwar
Kamis, 11 November 2021 17:17:04
Fahri Hamzah saat memberikan keterangan kepada wartawan. (MURIANEWS/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_252331" align="alignleft" width="1280"] Fahri Hamzah saat memberikan keterangan kepada wartawan. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Pati - Fahri Hamzah, politisi Partai Gelora Indonesia, mengaku perihatin dengan sikap oposisi wakil rakyat saat ini. Menurutnya, saat ini parlemen lemah sudah tidak ada oposan lantaran telah dikangkangi. Ini dikatakan Fahri saat mengunjungi TPI Unit II Juwana, Kabupaten Pati, Kamis (11/11/2021). Ia menuding jika parlemen saat ini telah dikangkangi pemerintah. Padahal menurut dia, sebagai representasi rakyat, seharusnya parlemen bisa menjadi kontrol pemerintah. Dia mengurai, dalam sistem presidensial rakyat bisa memilih dua sekaligus, yakni presiden (rule mayority) dan opisisi. Karena keduanya dipilih, presiden sudah ada, maka yang oposisi itu adalah parlemen. "Siapakah oposisi itu, ya parlemen. Parlemen tugasnya opisisi. Semua anggota parlemen itu harusnya oposisi. Ini yang lemah, ini yang sudah dikangkangi lama. Gara-gara dikasih satu kursi kabinet, pada diam semua (parlemennya). Yang lain-lain juga dapat proyek," kata Fahri, Kamis (11/11/2021). Baca: Ini Kata Jokowi Soal Isu Reshuffle Karena itu, dirinya membandingkan pada saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR 2014-2019. Pada saat itu, dia mengaku telah membuat undang-undang terkait opisisi ini. Menurutnya, tidak boleh parlemen dikangkangi oleh eksekutif. "Itu yang saya bilang ke Pak Jokowi, lha Pak Jokowi kaget, kok pada diam ya. Pak Jokowi sendiri bilang ’kalau parlemen itu tidak mengawasi menteri-menteri saya, lha terus apa saya mampu mengawasi menteri saya’," ungkap Fahri menirukan ucapan Jokowi. Dia juga mengatakan bahwa Jokowi berkepentingan agar oposisi itu dapat hidup. Sehingga kabinetnya ada yang menjaga dan mengawasi. "Parlemennya ini yang dianggap mati saat ini, akhirnya enggak ada lagi kritik. Padahal ini skandal demi skandal terjadi," pungkasnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar