Jumat, 29 Maret 2024

Bahaya Gegar Otak Seperti Dialami Marc Marquez

Murianews
Jumat, 5 November 2021 11:47:31
Marc Marquez, mengalami gegar otak ringan, dan harus absen di MotoGP Algarve. (facebook.com/marcmarquez1993)
[caption id="attachment_251171" align="alignleft" width="2560"]Marc Marquez Marc Marquez, mengalami gegar otak ringan, dan harus absen di MotoGP Algarve. (facebook.com/marcmarquez1993)[/caption] MURIANEWS, Algarve- Menjelang MotoGP Algarve, pebalap Repsol Honda, Marc Marquez mengalami gegar otak ringan. Cedera tersebut dialami saat pebalap Spanyol itu, berlatih dengan motor trail. Sempat menjalani pemeriksaan dan rehat beberapa waktu di rumah, kondisi Marquez tak kunjung membaik. Kondisi itu akhirnya membuat Marquez absen di MotoGp Algarve, Portugal, Minggu (7/11/2021). Concussion atau akrab ditelinga dengan gegar otak merupakan traumatis pada otak yang berdampak pada fungsi otak itu sendiri. Meski kerusakan permanen tidak terlalu umum, gegar otak tetap memengaruhi sakit kepala, gangguan konsentrasi, keseimbangan, memori dan koordinasi. Menurut Harvard Medical School, cedera bagian tengah kepala empat kali lebih sering dialami pria daripada wanita. Penyebab umum cedera kepala adalah jatuh dan kecelakaan bermotor. Olahraga seperti balap motor maupun mobil, tinju, sepakbola dan lainnya berpotensi mencederai atlet jika terjadi benturan pada kepala. Salah satunya menimpa pada diri Marc Marquez. BACA JUGA: Francesco Bagnaia Kalahkan Marc Marquez di Aragon Potensi untuk pulih dari cedera tersebut terbilang besar, terlebih telah banyak kasus olahragawan yang pulih setelah mengalami gegar otak jenis ini. Selain Marquez, Jorge Lorenzo pernah mengalami hal serupa saat free practice GP Catalunya pada 2008 silam. Kasus gegar otak diantaranya disertai dengan hilangnya kesadaran. Adapun gejala gegar otak tidak selalu muncul seketika, bahkan beberapa diantaranya muncul setelah berhari-hari pasca kejadian. Beberapa gejala yang umum adalah amnesia atau hilang ingatan dan bingung. Sementara tanda-tanda pada fisik dapat berupa sakit kepala, telinga berdengung, muntah dan mual, letih, mudah mengantuk serta pandangan kabur. “Kepala manusia sering mengalami benturan. Meski tengkorak manusia mampu menahan benturan, namun tidak semuanya relevan. Karena tengkorak lebih sering tidak mampu mengatasi benturan itu,” jelas ahli saraf Mayo Clinic, dr. Rodolfo Savica, MD. Penulis: Loeby Galih Witantra Editor: Budi erje Sumber: Liputan6.com dan detik.com

Baca Juga

Komentar