Kamis, 28 Maret 2024

Lonjakan Covid-19 Masih Menghantui, Ini Saran Pakar

Murianews
Sabtu, 30 Oktober 2021 14:42:11
Ilustrasi. Sejumlah nakes beristirahat sejenak di tengah lonjakan pasien Covid-19. (Dok.MURIANEWS)
[caption id="attachment_225061" align="alignleft" width="1180"]Ilustrasi Lonjakan Covid-19 Ilustrasi. Sejumlah nakes beristirahat sejenak di tengah lonjakan pasien Covid-19. (Dok.MURIANEWS)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Lonjakan Covid-19 masih menghantui Indonesia. Apa lagi di waktu dekat nanti ada libur Natal dan Tahun Baru yang dikhawatirkan memicu lonjakan kasus Covid-19. Sebagaimana diketahui, usai libur panjang selalu terjadi lonjakan seperti pada Nataru periode sebelumnya dan libur Idul Fitri. Sebagai antisipasi, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkahnya, salah satunya menghapus libur cuti bersama Nataru periode ini. Pakar Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman memberikan beberapa saran agar lonjakan Covid-19 tidak terjadi di Indonesia. Salah satunya, Dicky meminta masyarakat menahan diri agar mobilitas tidak meningkat dan memicu lonjakan kasus Covid-19. Dicky juga mendorong agar masyarakat diberi literasi mengenai kesadaran protokol kesehatan dan menahan diri. Memerangi pandemi corona, lanjutnya, harus ada kerja sama semua pihak. Baca juga: Kudus Terjadi Lonjakan Covid, Bupati Pati Waspadai Dampaknya “Antara lain bagaimana, sebetulnya harus dimulai dari literasi, kesadaran masing-masing diri untuk menyadari bahwa kita betul-betul esensial aja, rumah-kantor, kita harus kerja. Kemudian ke mal ke tempat lain kalau memang betul-betul perlu, jadi bukan mau tiap hari, nggak seperti itu lagi, jangan seperti dulu saat ini, ini yang bisa ngerem ya masing-masing, nggak mungkin pemerintah aja, ini sebagaimana pun tetap bocor, jadi literasi menjadi kunci,” kata Dicky, melansir Detikcom, Sabtu (30/10/2021). Salah satu cara untuk meningkatkan literasi itu, menurut Dicky, dengan meningkat kontrol dari berbagai elemen masyarakat. Seperti kontrol terhadap kantor bagi karyawannya hingga kontrol di keluarga. “Bagaimana meningkatkan literasi, ya satu adalah kontrol, kedua ada penerapan budaya baru yang dimulai dari kantor, rumah, oleh kepada keluarga, juga terus tidak bosan-bosannya melibatkan tokoh masyarakat dan agama dalam merubah perilaku ini, juga dalam situasi saat ini kita sama-sama menahan diri dulu, terutama menyambut tahun baru, natal,” sebut dia. Dicky juga mewanti-wanti warga yang memulai libur Natal dan Tahun baru lebih awal. Dia meminta agar warga tidak euforia berlebihan karena kasus Corona saat ini sudah landai. “Ya mungkin libur bersamanya ditiadakan, tapi jangan dari sekarang pada pergi liburannya dipercepat, dimajuin, ya itu sama aja mengakalin. Nah ini yang mau tidak mau, selain dari diri sendiri ya dari setiap institusi kecil, membuat juga, selain mengimbau juga melakukan pengawasannya pada pegawainya, saling mengingatkan untuk ya kita sudah membaik jangan sampai euforia,” katanya. Meskipun saat ini kasus Corona di Indonesia makin membaik, Dicky mengatakan masih ada kasus yang tidak terdeteksi di tengah-tengah masyarakat. Dia mengingatkan bahwa WHO menyebut Indonesia masih pada posisi rawan terhadap penularan Corona. “Kita masih pada level community transmission, level yang di mana artinya sebagian kasus ini kita belum bisa deteksi, sehingga bahwa kita dalam situasi jauh lebih baik itu belum cukup kuat argumentasinya, karena WHO masih menempatkan kita dalam posisi yang rawan,” kata dia. Dia juga mengajak masyarakat taat melakukan protokol kesehatan 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Dia juga mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan 3T, testing, tracing dan treatment. “5M harus tetap terjaga kepatuhannya, karena 3T ini belum memadai sebetulnya dan banyak daerah kabupaten/kota ini fondasi 3T-nya lemah, rapuh bahkan. Ketika walaupun angka absolut test positivity rate rendah, angka reproduksi rendah, tapi testing-nya tidak kuat, dan fakta bahwa kita dalam penularan komunitas dengan fakta 105 kabupaten/kota meningkat itu berarti itu fenomena gunung es, jadi kita harus sangat serius menjaga ini, dan pelonggaran-pelonggaran di transportasi dijaga bertahap,” jelasnya. Seperti diketahui, sebelumnya Satgas COVID-19 mengatakan Indonesia saat ini, berada pada titik terendah penularan virus Corona. Akan tetapi mobilitas warga disebut mulai mengalami kenaikan. “Saat ini tren mobilitas sudah mengalami kenaikan yaitu mencapai 22,14% di pusat belanja, 5,43 di taman dan 2,86% di tempat retail dan rekreasi. Upaya kolektif seluruh lapisan masyarakat merupakan kunci dalam mempertahankan kondisi yang cukup baik ini,” ucap Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito dalam siaran YouTube BNPB.   Penulis: Zulkifli Fahmi Editor: Zulkifli Fahmi Sumber: Detikcom

Baca Juga

Komentar