Jumat, 29 Maret 2024

Berani Mainkan Harga PCR, Ini Ancamannya

Murianews
Kamis, 28 Oktober 2021 11:28:30
Ilustrasi Bupati Pati Haryanto bersama Forkopimda saat mengecek Lab PCR (MURIANEWS/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_199825" align="alignleft" width="2560"]Ilustrasi Harga PCR Ilustrasi Bupati Pati Haryanto bersama Forkopimda saat mengecek Lab PCR (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Pemerintah akan bertindak tegas laboratorium yang mainkan harga PCR. Laboratorium yang berani pasang harga di atas tarif tertinggi akan ditutup. Seperti diketahui, Pemerintah telah menetapkan Harga PCR di Jawa-Bali adalah Rp 275 ribu dan Rp 300 ribu untuk di luar Jawa-Bali. Ditjen Yankes Kemenkes mewanti-wanti agar seluruh rumah sakit dan laboratorium untuk mengikuti ketentuan harga itu. Itu dikemukakan Dirjen Yankes Kemenkes Abdul Kadir. Dia mengatakan pemerintah telah memerintahkan dinas kesehatan kabupaten/kota menindak fasilitas kesehatan yang melanggar. “Teguran lisan, teguran tertulis, hingga sanksi penutupan laboratorium itu bisa dilakukan dinas kesehatan kabupaten/kota,” kata Kadir dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (28/10/2021). Kadir menegaskan pemerintah tak memberi toleransi terhadap alasan apapun. Pemerintah juga melarang laboratorium menaikkan harga tes PCR dengan alasan hasil keluar lebih cepat. Dia menyebut pemerintah telah menetapkan batas waktu proses hasil tes PCR. Dengan demikian, penyedia jasa tes PCR tak bisa menawarkan hasil lebih cepat dengan harga yang lebih tinggi. “Batasnya kita tetapkan bahwa batas tarif tertinggi dengan maksimal pembacaan hasilnya 1x24 jam,” tutur Kadir. Sebelumnya, pemerintah menurunkan harga tes PCR usai desakan publik menguat. Keputusan itu diambil oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (25/10). Kemenkes dan BPKP sepakat menurunkan harga tes PCR hingga Rp 275 ribu. Harga PCR bisa diturunkan karena harga alat tes, reagen, hingga hazmat turun di pasaran.   Penulis: Zulkifli Fahmi Editor: Zulkifli Fahmi Sumber: CNN Indonesia

Baca Juga

Komentar