Jumat, 29 Maret 2024

Tanggulangin Kudus Pernah Jadi Saksi Agresi Militer Belanda

Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 26 Oktober 2021 17:59:21
Jembatan Tanggulangin, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_248812" align="alignleft" width="1280"] Jembatan Tanggulangin, Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Jembatan Kolonel Sunandar di Kawasan Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus menjadi saksi bisu terjadinya peristiwa Agresi Militer Kedua. Saat itu Belanda dan pemuda Indonesia bertempur di kawasan Jembatan Kolonel Sunandar atau yang akrab disebut Jembatan Tanggulangin. Menurut Sejarawan Kudus Sancaka Dwi Supani, peristiwa itu terjadi pada 1948. Saat itu Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. "Belanda ingin menjajah Indonesia lagi sambil membonceng sekutu," katanya, Selasa (26/10/2021). Menurutnya saat itu pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Kusmanto melakukan penghadangan di kawasan Jembatan Tanggulangin. Para pejuang saat itu menggunakan bambu runcing. "Terjadilah pertempuran di situ. Senjata Belanda saat itu sudah canggih. Kemudian pejuang kita yang hanya menggunakan bambu runcing kalah. Terus pejuang mundur dulu," terangnya. Baca: Asal dari Mitos Bupati Kudus Tak Berani Lewati Tanggulangin Usai Dilantik Sancaka melanjutkan, pejuang kemudian mundur ke eks-Stasiun Wergu, di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus. Di situ pejuang mulai menyusun strategi ulang. "Mundur dulu menyusun strategi. Kemudian pejuang menyerang dengan strategi gerilya. Sedikit demi sedikit akhirnya pejuang bisa memukul mundur Belanda," ujarnya. Untuk mengenang peristiwa pertempuran ini, menurut Sancaka dibangun Tugu Juang 45. Tugu Juang 45 saat ini terletak di Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus. Sebelum dipindah di Desa Wergu Wetan, Tugu Juang 45 itu pernah berada di kawasan Tanggulangin. "Imbauan saya bagi generasi muda ya melestarikan peninggalan negara. Sehingga bisa menjadikan sejarah bagi generasi berikutnya," pungkasnya.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar