Jumat, 29 Maret 2024

Ketika Pakubuwono X Melewati Gapura Kalacakra yang Terkenal Magis

Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 22 Oktober 2021 11:37:37
Gapura yang disinyalir terdapat rajah Kalacakra di kompleks Menara Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)
[caption id="attachment_247763" align="alignleft" width="1280"] Gapura yang disinyalir terdapat rajah Kalacakra di kompleks Menara Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Gapura Kalacakra yang terdapat di sisi selatan Menara Kudus dipercaya memiliki magis melengserkan pejabat. Mitos ini dipercayai turun temurun hingga saat ini. Meski demikian, ada juga pejabat yang tidak lengser ketika melewati Gapura Kalacakra tersebut. Pengamat sejarah Kudus, Hidayat menceritakan soal Gapura Kalacakra tersebut. Dari beberapa literasi yang dibaca olehnya, Gapura Kalacakra memang dipercaya mampu melengserkan pejabat ketika melintasi gapura. Namun, Hidayat menceritakan jika dulu raja Kasunanan Surakarta yakni Pakubuwana X pernah melintasi gapura tersebut. Namun ia tak langsung lengser. "Di tahun 1937 itu Pakubuwana X dari Keraton Surakarta berziarah ke Makam Sunan Kudus melewati gapura tersebut," kata Hidayat, Jumat (22/10/2021). Hidayat kurang mengetahui apakah hal ini dikarenakan Pakubuwana X yang memang nekad, atau rajah Kalacakra tidak berdampak pada seorang raja, atau karena alasan lain. Namun, yang pasti menurut dia, Pakubuwana X tidak lengser. "Pakubuwana X tidak lengser ketika melewati Gapura Kalacakra. Tetapi beliau dua tahun kemudian wafat," sambungnya. Menurutnya, masyarakat Kudus dan luar Kudus menyebut Kudus sebagai tanah wingit. Sehingga kepercayaan tersebut masih ada. "Memang masih ada yang berpendapat kalau Gapura Kalacakra memiliki magis. Kalau saya lebih memaknai ketika masuk ke area makam atau masjid itu untuk khusyu dan meninggalkan keduniawian. Sifat sombong juga harus ditinggalkan," imbuhnya. Baca: Awal Mula Mitos Pejabat Tak Berani Masuk Gapura Menara Kudus Sementara itu Sejarawan Kudus, Sancaka Dwi Supani mengatakan kebenaran hal tersebut. Menurut dia, Pakubuwana X saat itu memang melewati Gapura Kalacakra. "Dia berziarah ke Makam Sunan Kudus. Saat itu dia merupakan Raja Mataram (Surakarta). Benar melewati itu tapi saat itu Pakubuwana X dipayungi pada saat melintasi gapura," katanya. Dia juga membenarkan setelah melewati Gapura Kalacakra itu Pakubuwana X tidak lengser. Akan tetapi dua tahun kemudian sang raja meninggal. "Dua tahun kemudian raja wafat karena sakit," kata dia. Menurutnya, persoalan lengser atau tidak lengser sejauh ini masih dipercaya sebagai mitos. Meski begitu, dia berharap masyarakat tetap menghormati. Dia juga mengaku pernah melihat rajah Kalacakra tersebut. Hal itu sekitar tahun 2005 saat ada pemugaran gapura. Menurut dia saat pemugaran terdapat tulisan Arab. Namun, dia tidak mengetahui maknanya dan enggan memberikan penjelasan lebih jauh. "Daripada ada apa-apa. Itu kan juga warisan leluhur. Setahu saya memang ada pejabat yang melewati Gapura Kalacakra kemudian lengser. Lalu ada juga yang melewati tetapi tidak lengser juga ada. Tetapi mohon maaf saya tidak dapat menyebut nama-namanya," imbuhnya. Baca: Inskripsi Sejarah Masjid Menara Kudus Terkuak Ketika Karpet Digulung untuk Cegah Corona Sementara itu, Pemerhati Sejarah sekaligus Dosen IAIN Kudus, Moh Rosyid mengatakan mitos itu perlu diluruskan. Dia berpendapat mitos seperti ini tidak perlu dilestarikan. "Mari berpikir lengser atau tidak lengser itu karena Tuhan. Bukan karena kemampuan rajah Kalacakra. Jadi jangan terlalu didewakan," terangnya. Menurutnya alangkah lebih baik jika di era seperti saat ini lebih berpikir secara rasional. Dia berpendapat cara pandang yang rasional harus lebih utama dibandingkan yang irasional. "Saya yakin itu hanya tradisi lisan. Jadi jangan dibesar-besarkan dan jangan sampai yang irasional mengalahkan yang rasional," ungkapnya. MURIANEWS juga berupaya mengonfirmasi hal ini kepada Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Denny Nur Hakim. Namun yang bersangkutan sedang ada kesibukan. Sehingga untuk saat ini belum dapat memberikan keterangan.   Reporter: Vega Ma'arijil Ula Editor: Ali Muntoha   https://www.youtube.com/watch?v=3bppKoxXmDU

Baca Juga

Komentar