Jumat, 29 Maret 2024

Banyak Daerah Ingin Tiru Kudus Bangun Kawasan Industri Rokok

Anggara Jiwandhana
Kamis, 21 Oktober 2021 12:55:23
Bupati Hartopo (tengah) menerima rombongan dari Pemkot Kediri soal kawasan industri rokok. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
[caption id="attachment_247515" align="alignleft" width="1280"] Bupati Hartopo (tengah) menerima rombongan dari Pemkot Kediri soal kawasan industri rokok. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Kabupaten Kudus menjadi jujukan sejumlah daerah di Indonesia yang ingin membangun kawasan industri hasil tembakau (KIHT). Tercatat, sudah ada dua hingga tiga kabupaten/kota yang berkunjung ke Kudus untuk mencontohnya. Terbaru, Pemkab Kudus menerima kunjungan dari Wali Kota Kediri yang juga menjadi wilayah dengan hasil tembakau yang cukup melimpah. Bupati Kudus HM Hartopo pun menerima rombongan, Kamis (21/10/2021). "Kabupaten Kudus kan yang pertama punya KIHT di Jawa ya, ada lagi di Sulawesi sana. Mereka ingin tahu bagaimana pemkab mengelola KIHT," ujar Hartopo. Pihaknya mengatakan, KIHT sendiri sangat bermanfaat dalam perkembangan industri rokok. Selain itu, KIHT juga berperan dalam mengurangi peredaran rokok ilegal. "Kan ada banyak industri rokok kecil yang ada di pinggiran, ini akan susah diawasi," kata dia. Baca: Keistimewaan Ini Bikin KIHT Kudus Jadi Percontohan Daerah Lain Adanya KIHT, kemudian bisa mencegah itu. Para pelaku industri rokok yang kecil bisa menyewa gudang di KIHT secara murah. Sehingga tidak perlu mengkhawtirkan beban biaya yang berat. "Adanya KIHT ini bisa mengkoordinir para industri rokok kecil di Kudus ini," sambung Hartopo. Pemerintah daerah, kemudian berupaya untuk memperluas KIHT yang berada di Desa Megawon, Kecamatan Jati Kudus tersebut. Dengan harapan bisa menampung lebih banyak industri rokok kecil di Kabupaten Kudus. Pemda, telah menganggarkan untuk pembelian tanah desa di dekat KIHT. Dengan anggaran senilai Rp 30-an miliar. "Namun nanti kajian sistemnya seperti apa kami masih belum mengetahuinya, entah ditukar guling atau bagaimana," pungkas Hartopo.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar