Kamis, 28 Maret 2024

Pakis Melimpah di Muria Disulap Gadis Ini jadi Camilan Kekinian

Yuda Auliya Rahman
Sabtu, 16 Oktober 2021 18:13:14
Putri menunjukkan produk camilan yang dengan bahan campuran pakis. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_246431" align="alignleft" width="1280"] Putri menunjukkan produk camilan yang dengan bahan campuran pakis. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Kudus - Putriku Diaz Ramadhani (18) siswa SMK 1 Kudus ini mengembangkan produk camilan dengan memanfaatkan bahan baku utama yang banyak mudah didapatkan di lereng Pegunungan Muria, yakni tanaman pakis. Shrimp Crackers Stik Udang dan Pangsit Pakis (Pankis) Abon menjadi dua produk camilan yang saat ini tengah diproduksi. Putri mengatakan, ide memproduksi dua makanan ringan itu berawal dari sebelumnya sang ibu telah menggeluti bisnis kuliner siomay. Siomay yang dibuat ibunya itu juga memanfaatkan pakis sebagai salah satu bahan campurannya. "Salah satu alasan tetap menggunakan pakis itu juga untuk mengangkat potensi lokal yang ada di lereng Muria," kata siswa jurusan tata boga itu, Sabtu (16/10/2021). Belajar dari pengalaman yang dimiliki ibunya, Putri berhasil menemukan komposisi yang pas untuk memadukan rasa udang dan pakis dalam belum olahan stik. Kemudian, menginovasikan lagi ke produk baru dengan olahan pangsit dari bahan yang diolah dengan daun pakis dan dipadukan dengan abon sapi. "Bahanya itu tepung terigu, pakis, keju, margarin dan telur. Dan ditambah udang untuk stik dan abon sapi untuk pangsit," ucap warga Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus itu. Harga satu bungkus 200 gram kedua camilan itu pun terbilang murah. Cukup dengan Rp 17 ribu sudah bisa menikmati renyahnya camilan kekinian yang dipadukan dengan tanaman komoditi lokal Kudus itu. Melalui pemasaran online media sosial dan penjualan online, kini dalam satu bulan dua produk tersebut buatan putri itu  mampu terjual ratusan bungkus. Bahkan, pembelinya tak hanya lokal Kudus dan sekitarnya saja, melainkan sampai  Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Papua.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar