Jumat, 29 Maret 2024

128 Nakes di Jateng Meninggal Terpapar Corona

Murianews
Sabtu, 9 Oktober 2021 20:37:44
Pegawai RSUD Jepara melepas kepergian salah satu jenazah tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid019. (MURIANEWS/Budi Erje)
[caption id="attachment_190931" align="alignleft" width="1024"] Pegawai RSUD Jepara melepas kepergian salah satu jenazah tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid019. (MURIANEWS/Budi Erje)[/caption] MURIANEWS, Semarang — Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng mencatat setidaknya ada 128 tenaga kesehatan (nakes) di Jawa Tengah yang meninggal dunia akibat terpapar Corona atau Covid-19. Dari jumlah tersebut 64 di antaranya berprofesi sebagai dokter. “Total (di Jateng) ada 128 tenaga kesehatan [meninggal dunia akibat Covid-19], 64 orang di antaranya merupakan dokter umum dan dokter spesialis,” Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo seperti dikutip Antara Jateng, Sabtu (9/10/2021). Yulianto mengungkapkan secara keseluruhan sudah ada 10.000 nakes di Jateng yang terkonfirmasi Covid-19 sejak awal pandemi hingga saat ini. Dari jumlah sebanyak itu, 2.216 orang di antaranya merupakan dokter. Meski begitu, ia memperkirakan jumlah tersebut bisa lebih banyak. Terlebih, jumlah yang masuk hanya nakes yang terpapar dan dirawat di rumah sakit. “Itu data yang dirawat. Kalau ditambah yang tidak dirawat di rumah sakit [isolasi mandiri di rumah] bisa lebih banyak,” ungkapnya. Yulianto mengatakan saat ini kondisi kasus Covid-19 di Jateng sudah cukup melandai. Dari rata-rata jumlah kasus harian mencapai 35.000 kasus pada Juli 2021 lalu, saat ini hanya mencapai 1.500 kasus per hari. Jumlah keterisian tempat tidur serta ruang gawat darurat atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit pada Juli lalu juga mencapai 90%. Namun kini sudah mengalami penurunan dan tersisa 7,5%. “Saat ini keterisian ruang ICU rumah sakit sekitar 7,5%, sedangkan ruang isolasi hanya 3%,” katanya. Kendati demikian, ia meminta masyarakat tidak lantas mengendurkan penerapan protokol kesehatan (prokes). Ancaman terjadinya gelombang ketiga Covid-19 masih ada. “Negara tetangga kita seperti Singapura, dan hampir semua negara Eropa sudah mengalami gelombang ketiga,” tambahnya. Oleh karena itu, ia pun mengharapkan dukungan dari IDI sebagai wadah profesi dokter di Indonesia untuk selalu membantu dalam mengatasi pandemi Covid-19. Sementara itu, Ketua Umum IDI, Daeng M. Faqih, mempersilakan pemerintah daerah memanfaatkan jajaran di organisasi profesi itu untuk membantu penanganan Covid-19. “Perlu upaya bersama untuk bahu membahu mengatasi Covid-19,” katanya.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Antara Jateng

Baca Juga

Komentar