Jumat, 29 Maret 2024

Ikatan Gus-Gus Indonesia Tolak Ketum PBNU Tiga Periode, Said Aqil Bisa Terjegal

Murianews
Jumat, 8 Oktober 2021 16:42:41
KH Said Aqil Sirajd, Ketua PBNU. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_167827" align="alignleft" width="2018"] KH Said Aqil Sirajd, Ketua PBNU. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)[/caption] MURIANEWS, Surabaya – Kiai muda yang tergabung di Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI), menolak tegas Ketua Umum PBNU bisa mencalonkan diri atau menjabat tiga periode. Itu diungkapkan Ketua IGGI, Ahmad Fahrur Rozi atau yang akrab disapa Gus Fahrur. “Sudah saatnya yang muda memimpin, proses kaderisasi organisasi harus berjalan dengan regenerasi kepemimpinan agar NU terus maju seiring perkembangan zaman," kata Gus Fahrur yang juga menjabat Wakil Ketua PWNU Jawa Timur dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (8/10/2021). Seperti diketahui, petahana Said Aqil Siradj masuk dalam bursa pemilihan Ketua Umum PBNU untuk kepemimpinan lima tahun yang akan datang. Said Aqil Siradj menjadi Ketua Umum PBNU pada 2010 dan terpilih kembali pada 2015. Baca juga: Gus Baha Ikut Masuk Radar Bursa Ketum PBNU Sejatinya, masa jabatan Said Aqil Siradj telah habis pada 2020. Namun, menyusul adanya pandemi Covid-19, pelaksanaan Muktamar NU ditunda dan rencananya digelar pada Desember 2022. Survei yang dilakukan Indostrategic pada 23 Maret-5 April 2021 mencari tahu elektabilitas para tokoh untuk terpilih jadi Ketum PBNU. Nama Said Aqil Siradj masih mendapatkan tempat dengan persentase 14,8 persen. Dia berada di urutan tiga di belakang Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar (24,7%) dan Ketua MUI Jatim Hasan Mutawakkil Alallah (22,2%). Sementara di bawah Said Aqil Siradj ada Bahaudin Nursalim atau Gus Baha (12,4 persen), Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf (3,7 persen), dan Ketua PBNU Marzuki Syuhud (1,2 persen). Baca juga: Ada Said Aqil Siraj dan Yahya Cholil Staquf di Bursa Ketua PBNU Kembali ke Gus Fahrur, dia berharap Ketua Umum PBNU terdahulu sadar jika masa kepemimpinannya terbatas. Menurutnya, masa kepemimpinan dua periode sudah cukup bagi seorang tokoh NU. “IGGI berharap tampil pemimpin baru dari generasi muda yang membawa semangat perubahan, aktif, energik, penuh spirit, kreatif, visioner, pekerja keras, serta mempunyai nilai positif bagi kemajuan bangsa dan kesatuan NKRI,” imbuh Gus Fahrur yang juga pengasuh Ponpes Annur Buluwalang Malang. Gus Fahrur mengatakan pembatasan masa khidmah atau pengabdian ketua umum juga telah dituangkan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur dalam Keputusan Musykerwil ke-1, 29-30 November 2019 di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. “Bab materi usulan ke muktamar 34 point 2 angka 9 yang isinya, perlu ada penataan di pasal 16 AD tentang masa khidmah kepengurusan NU, ditambah sub pasal masa khidmah Ketua Tanfidzyah maksimal dua kali masa jabatan, untuk proses regenerasi,” ujar Gus Fahrur. Bukan hanya itu, usulan pembatasan masa jabatan ini, kata dia juga sudah diputuskan sebagai materi muktamar dan telah tercatat di halaman 79 dalam buku Hasil Keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes NU), di kota Banjar, Jawa Barat, Februari 2019. Perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU pada 25-26 September 2021 menyepakati penyelenggaraan Muktamar Ke-34 NU akan diselenggarakan di tahun 2021, tepatnya pada 23-25 Desember 2021 di Provinsi Lampung. Salah satu agenda dari muktamar itu adalah menentukan pemimpin tertinggi Tanfidzyah atau Ketua Umum PBNU. Proses pemilihan telah disepakati akan dilakukan secara voting. Ketum PBNU petahana, Said Aqil Siroj pun santer disebut akan kembali mencalonkan diri. Dia yang sudah dua periode menjabat Ketum PBNU itu pernah mengatakan, “Kalau diminta [kiai] saya harus maju. Kalau enggak, ya, enggak.”   Penulis: Zulkifli Fahmi Editor: Zulkifli Fahmi Sumber: CNN Indonesia

Baca Juga

Komentar