Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Sandera Trofi Liga Champions Demi Bonus

Inilah trofi Piala Champion yang diraih Marseille pada 1993. Trofi itu sempat disandera Pascal Olmeta untuk bisa mendapatkan bonus. (facebook.com/OlympiqueMarseille)

MURIANEWS, Marseille- Kisah Mantan Kiper Olimpic Marseille, Pascal Olmeta kembali dikenang, setelah mantan Presiden Marseille Bernard Tapie meninggal dunia. Penyanderaan terhadap Trofi Liga Champions yang direbut Marseille pada 1993, ternyata sempat disandera olehnya.

Pascal Olmeta menceritakan kisahnya yang berkait dengan keberadaan mendiang Bernard Tapie, yang membuat klub Marseille terkenal di masa lalu. Kejadian penyanderaan trofi Liga Champion ini dibeberkannya, sebagai bagian kenangan ‘indah’ dirinya bersama Bernard Tapie.

Olmeta yang merupakan pemain asal Korsika, Prancis, menjadi bagian dari klub Marseille saat menjuarai Piala Champion Eropa pada 1993. Bagi sepakbola Prancis ini adalah kejadian luar biasa.

Sebab Olimpic Marseille hingga kini masih menjadi satu-satunya klub asal Prancis yan berhasil meraih gelar Liga Champion ini. Sebuah prestasi yang hingga kini bahkan masih sulit diwujudkan oleh klub kaya raya Prancis, PSG.

BACA JUGA: Mantan Presiden Klub Marseille Meninggal

Kejadian yang kini dianggap oleh Olmeta sebagai sebuah kejadian lucu ini terjadi, saat dirinya nekat membawa pulang trofi Liga Champion yang baru saja diraih klubnya. Pemain yang membela Marseille antaa tahun 1990-1993 ini menjadi salah satu subjek yang ‘disayangi’ Tapie.

Menjelang pertandingan final Liga Champion 1993 yang digelar di Munich, Olmeta termasuk pemain yang sering bertengkar dengan Tapie. Bahkan saat itu, Olmeta harus terbang ke Munich tidak bersama rombongan timnya. Lebih dari itu, juga harus tidur secara terpisah dengan anggota tim lainnya.

Pada hari pertandingan, Fabien Barthez menjadi starter untuk posisi penjaga gawang. Sedangkan Olmeta hanya menjadi cadangan. Usai memenangkan gelar, semua pemain Marseille pemain berpesta bersama.

Entah bagaimana, dirinya kemudian justru mendapati trofi Liga Champion itu berada di tangannya, dan tidak diurus orang-orang klub. Kesempatan ini dimanfaatkannya, dengan membawanya pulang ke Korsika.

Pertengkaran dirinya dengan Tapie salah satunya berakibat bonus pertandingannya tidak diberikan oleh klub. Keberadaan trofi Liga Champion itulah yang akhirnya dimanfaatkannya. Trofi itu dibawanya pulang dan dijadikan sebagai sandera, agar klub bersedia membayar bonus bagi dirinya.

Mengetahui hal ini, Tapie tentu saja sempat marah. Namun karena kegembiraan meraih Piala Liga Champion melebihi segalanya, akhirnya ia memilih megalah dan membayar bonus Pascal Olmeta. Setelah bonus diberikan, kiper ini kemudian pergi ke Lyon mengembalikan trofi itu ke klubnya.

“Berkat itu saya mendapat bonus saya, kalau tidak saya yakin Pak Tapie tidak akan memberikannya kepada saya. Lima belas hari kemudian, piala itu kembali, tetapi pada saat itu piala itu telah mengelilingi setiap desa di Corsica!,” kenangnya, sambil terkekeh.

Penulis: Budi erje
Editor: Budi erje
Sumber: Get Foot Ball News France

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.