Jumat, 29 Maret 2024

YouTube Mulai Blokir Video Gerakan Anti-Vaksin

Murianews
Kamis, 30 September 2021 16:30:31
Ilustrasi YouTube. (Bloomberg/Chris Ratcliffe)
[caption id="attachment_243065" align="alignleft" width="1280"] Ilustrasi YouTube. (Bloomberg/Chris Ratcliffe)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – YouTube bakal memblokir semua video konten yang berisi gerakan anti-vaksin. Pemblokiran itu dilakukan menyusul kebijakan serupa pada konten berita bohong dan misinformasi soal vaksin Covid-19. Sejumlah kanal video dari aktivis anti-vaksin terkenal Joseph Mercola dan Rebert F. Kennedy Jr. telah dihapus. Kedua orang itu, disebutkan ahli telah berkontribusi menyebarkan keraguan terhadap vaksinasi. Akibatnya, perbuatan itu berdampak pada melambatnya program vaksin di Amerika Serikat. Baca juga: AMSI Temukan Ribuan Hoaks selama Pandemi, Paling Banyak Soal Vaksin Dikutip dari CNN Indonesia, kebijakan baru ini diumumkan lewat blog resmi menyusul kebijakan sebelumnya yang melakukan pemblokiran terhadap misinformasi terkait vaksin Covid-19. Contoh konten yang tidak diizinkan oleh YouTube adalah konten yang mengandung klaim vaksin flu menyebabkan kemandulan. Selain itu, informasi suntikan MMR yang melindungi dari serangan campak, gondok, dan rubella dapat menyebabkan autisme. Kebijakan dari YouTube ini dimulai karena banyak kritikan yang datang kepada YouTube dan beberapa raksasa teknologi lain seperti Facebook dan Twitter. Kritikan tersebut menyebut raksasa teknologi ini belum melakukan upaya yang cukup untuk menghentikan penyebaran informasi kesehatan yang salah di platform mereka. Meski demikian, sikap YouTube yang keras dalam memerangi misinformasi ini menimbulkan berbagai reaksi di seluruh dunia. Pada Selasa (28/9), sebuah saluran siaran berbahasa Jerman yang didukung Rusia bernama RT dihapus oleh YouTube setelah diduga melanggar aturan misinformasi Covid-19 dari YouTube. Kemudian Rusia pada hari berikutnya menyebut hal tersebut sebagai agresi informasi, dan mengancam akan memblokir YouTube, seperti dilaporkan Reuters. Dikutip dari Washington Post, peneliti mengatakan misinformasi di di YouTube memberikan keraguan pada masyarakat yang menyebabkan melambatnya program vaksin yang dilakukan. Di Amerika Serikat sebanyak 56 persen masyarakat telah mendapatkan dua dosis vaksin, lebih sedikit dibanding Kanada yang yang masyarakatnya telah divaksin sebanyak 71 persen dan Inggris yang masyarakatnya sudah divaksin sebanyak 67 persen. Pada bulan Juli Presiden Biden mengatakan perusahaan sosial media ambil andil dalam menyebarkan misinformasi dan perlu melakukan upaya lebih untuk memberantas hal ini.YouTube Blokir Seluruh Konten Anti-Vaksin   Penulis: Zulkifli Fahmi Editor: Zulkifli Fahmi Sumber: CNN Indonesia

Baca Juga

Komentar