Selasa, 19 Maret 2024

Antisipasi Klaster PTM di Grobogan, Swab Acak Digelar di Sekolah

Dani Agus
Rabu, 22 September 2021 16:22:00
Ilustrasi Satgas Covid Grobogan melakukan swab test pada siswa di sejumlah sekolah. (MURIANEWS/Dani Agus)
[caption id="attachment_241412" align="alignleft" width="1280"] Satgas Covid Grobogan, melakukan swab test pada siswa di sejumlah sekolah. (MURIANEWS/Dani Agus)[/caption] MURIANEWS, Grobogan - Satgas Covid-19 Kabupaten Grobogan melaksanakan swab test secara acak di sejumlah sekolahan yang sudah melangsungkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas, Rabu (22/9/2021). Ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster penyebaran Covid-19. Sejumlah sekolah yang menjadi sasaran di antaranya di SMAN 1 Purwodadi dan SMPN 3 Purwodadi. Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat mengungkapkan, pelaksanaan swab test yang dilakukan secara mendadak itu sebagai upaya antisipasi menculnya klaster Covid-19 dari pelaksanaan PTM terbatas. “Di beberapa daerah dikabarkan sudah muncul klaster dari PTM ini. Untuk itu, kita perlu melakukan langkah antisipasi. Saya menyambut baik adanya swab test ini,” katanya. Dijelaskan, ada puluhan orang yang diswab petugas. Mereka ini terdiri dari guru, siswa, hingga tenaga kerja lainnya yang ada di sekolahan. “Dari puluhan orang yang diswab tadi, hasilnya negatif semua,” ujarnya. Baca: MTs di Jepara dan SMP di Purbalingga Jadi Klaster Covid, PTM Ditutup Meski hasilnya tidak ada yang positif, namun Amin tetap mengingatkan pada masyarakat, khususnya di kalangan pendidikan, bahwa pandemi belum berakhir. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan saat beraktivitas sehari-hari, termasuk di lingkungan sekolah agar terhindar dari penularan Covid-19. “Kami minta jangan abai dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Laksanakan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tegasnya. Baca: Klaster MTs di Jepara Terungkap dari Vaksinasi, Ini Kronologinya Amin menambahkan, pelaksanaan PTM sifatnya masih terbatas. Di mana, siswa yang masuk sekolah diatur bergantian harinya dan dibatasi kapasitasnya dalam satu kelas serta menerapkan protokol kesehatan ketat. Di mana, semua siswa harus memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk kelas. Kemudian, kapasitas siswa juga dibatasi dan diatur jaraknya. Yakni, maksimal ada 16 siswa per ruang kelas. “Para siswa diwajibkan membawa bekal makan dan minum sendiri karena tidak boleh jajan sembarangan. Pada pelaksanaan PTM terbatas, pembelajaran di setiap kelas hanya berjalan tiga jam saja,” sambungnya.   Reporter: Dani Agus Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar