Jumat, 29 Maret 2024

Jepara Hanya Siapkan Dana Rp 35 Juta untuk Atasi Kekeringan

Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 21 September 2021 12:51:33
BPBD Jepara melakukan dropping air bersih ke warga terdampak kekeringan beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)
[caption id="attachment_241079" align="alignleft" width="1280"] BPBD Jepara melakukan dropping air bersih ke warga terdampak kekeringan beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption] MURIANEWS, Jepara - Sejumlah desa di Kabupaten Jepara sudah mengalami kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Sayangnya, dalam setahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara hanya menyiapkan dana Rp 35 juta untuk mengatasi kekeringan itu. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Jepara, Arwin Nur Isdianto membenarkan hal itu. Anggaran tersebut dinilai berpotensi kurang. Sebab, mengacu tahun-tahun sebelumnya, hampir semua penjuru Bumi Kartini mengalami kekeringan. “Yang ada di kami itu Rp 35 jutaan (untuk setahun, red). Tapi kemarin kita dapat CSR (Corporate Social Responsibility, red) dari Bank Kredit Kecamatan (BKK) senilai Rp 20 juta,” kata Arwin, Selasa (21/9/2021). Arwin mengatakan, jika anggaran tersebut tidak cukup, pihaknya akan mencari lagi ke tempat lain. Seperti Palang Merah Indonesia (PMI). Tahun lalu, sejumlah perusahaan juga mengeluarkan CSR-nya untuk membantu menangani kekeringan. Sejauh ini, lanjut Arwin, pihaknya baru melakukan dropping air bersih ke tiga lokasi. Yakni di Desa Sumberrejo, dan Desa Clering di Kecamatan Donorojo. Serta Desa Klepu di Kecamatan Keling. Diketahui, wilayah yang sering menjadi langganan kekeringan yaitu di Kecamatan Donorojo, Kecamatan Keling, Kecamatan Nalumsari, Kecamatan Mayong, dan Kecamatan Kedung, Kecamatan Welahan, Kecamatan Kalinyamatan dan Kecamatan Pecangaan. Baca: Rendahnya Pendidikan Dituding Jadi Biang Kemiskinan di Jepara Terpisah, Bupati Jepara Dian Kritiandi, mengaku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kekeringan. Kepada para camat dan petinggi, Andi sudah memerintahkan mereka untuk saling berkoordinasi. Terkait dengan anggaran, Andi menggunakan anggaran di pos Biaya Tak Terduga (BTT). “Kita pantau. Kita siapkan para camat dan petinggi di wilayah masing-masing untuk selalu koordinasi. Jika ada potensi kekeringan supaya langsung memberikan support kepada masyarakat,” jelas Andi.   Reporter: Faqih Mansur Hidayat Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar