Duet Anies-Sandi Masih Berpeluang, Seperti Apa Surveinya

MURIANEWS, Jakarta – Duet Anies Baswedan – Sandiaga Salahuddin Uno disebut masih berpeluang untuk Pemilu 2024. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu bahkan menyebut pasangan yang memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu itu sebagai sebuah keniscayaan.
Nama Anies-Sandi yang digadang-gadang presiden PKS it sampai saat ini selalu muncul di survei Pilpres 2024. Keduanya hampir masuk 10 besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi. Elektabilitas tertinggi mereka muncul dalam lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO).
Menurut IPO, elektabitilas Anies berada di nomor satu dengan persentase, 18,7 %. Sedangkan Sandiaga Uno menempati nomor tiga dengan persentase 13,5 %.
Survei yang dirilis pada Sabtu (14/8/2021) itu dilakukan pada 2-10 Agustus 2021 terhadap 1.200 responden. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. IPO menyatakan tingkat akurasi survei berada pada angka 97 persen dengan margin of error kurang-lebih 2,5 persen. IPO juga menyatakan telah melakukan spot check pada 20 persen responden.
Kemudian, menurut survei Fixpoll, Anies Bawedan berada di posisi ketiga dengan persentase 12.8 % dan Sandiaga Uno di posisi keenam dengan persentase 4,9 %.
Survei dirilis pada Senin (23/8/2021) itu dilakukan pada 16-27 Juli 2021 dengan total responden sebanyak 1.240 orang. Survei dilakukan langsung secara tatap muka dengan metodologi random sampling. Margin of error pada survei ini adalah 2,89%. Responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Selanjutnya, menurut survei CISA, Anies Baswedan di posisi ketiga dengan persentase 16,75 % dan Sandiaga Uno di urutan ketujuh, dengan persentase 5,08 %. Survei itu dirilis pada Sabtu (4/9/2021).
CISA melakukan survei pada 27-31 Agustus 2021 dengan total 1.200 responden. Responden itu tersebar di 34 provinsi. Survei dilakukan dengan metode wawancara langsung. Pengambilan sampel dilakukan dilakukan secara acak. Sementara itu, margin of error survei ini 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Lalu menurut New Indonesia Research & Consulting, Anies Baswedan menempat posisi keempat, dengan persentase 6,0 % dan Sandiaga Uno berada di urutan enam dengan persentase 5,2 %. Survei dirilis Minggu (8/8/2021).
Survei tersebut dilakukan pada 21 hingga 30 Juli 2021 dengan sambungan telepon kepada 1.200 orang responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019, dengan “margin of error” sekitar 2,89 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Meski menyebut duet Anies-Sandi sebagai keniscayaan, Syaikhu menyebut pihaknya masih tetap mencari calon yang tepat untuk diusung pada pilpres mendatang. Menurutnya, komunikasi terkait pilpres mendatang masih berjalan dinamis.
“Namun saya tetap memandang masih berjalan dinamis. Jadi komunikasi terus kami bangun. Semoga ke depan sudah bisa kami dapatkan,” ujarnya, dikutip dari Detikcom, Jumat (17/9/2021)
Lebih lanjut Syaikhu mengungkapkan PKS, berdasarkan hasil pemilu lalu, tidak tampil mendominasi, hanya dengan total suara 8,2 persen. Dia menyebut koalisi dengan partai oposisi lainnya, yakni Demokrat, juga belum mencukupi. Karena itu, dia menyebut masih membutuhkan partai lain untuk berkoalisi demi mengusung calon pada pilpres mendatang.
“Hasil pemilu lalu tidak mewah-mewah banget, yakni 8,2 persen, tidak bisa mengusung sendirian. Karena itu, perlu ada partai namun perlu melakukan koalisi,” ucapnya.
Anies-Sandi bukanlah duet asing bagi masyarakat, khususnya warga DKI Jakarta. Kuda hitam di Pilgub DKI 2017 itu sukses menaklukkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, politikus PDIP.
Bersaing ketat dengan Ahok-Djarot dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni, Anies-Sandi berjaya meski harus bertarung hingga putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017.
Kini, Anies dan Sandi pisah jalan setelah nama kedua memutuskan mundur dari kursi DKI-2 untuk maju di Pilpres 2019, meskipun pada akhirnya takluk oleh Presiden Joko Widodo (petahana) dan wakilnya, Ma’ruf Amin.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber: Detikcom