Jumat, 29 Maret 2024

Ganjar Tantang Bupati-Wali Kota Habiskan Vaksin dalam Sehari

Ali Muntoha
Selasa, 14 September 2021 16:18:53
Pelaksanaan vaksinasi di SMP 1 Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
[caption id="attachment_236759" align="alignleft" width="880"] Pelaksanaan vaksinasi di SMP 1 Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption] MURIANEWS, Semarang – Seluruh bupati dan wali kota di Jawa Tengah ditantang untuk bisa menghabiskan kiriman stok vaksin Covid-19 dalam sehari, berapapun jumlah yang diberikan. Tantangan ini dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Selasa (14/9/2021). "Saya berikan tantangan pada seluruh kabupaten/kota. Sanggup enggak sehari menyelesaikan itu. Begitu dikirim vaksin, sehari langsung habis, kirim lagi langsung habis,” katanya. Ganjar memberi toleransi selama dua hari jika memang satu hari dirasa berat, namun tidak boleh sampai tiga hari. Ini dilakukan untuk mempercepat proses vaksinasi Covid-19 di Jateng. Ia menyakini tantangan ini bisa terealisasi. Terlebih Kabupaten Sragen sudah bisa menerapkannya. Kiriman vaksin langsung habis dalam waktu satu hari. "Sragen kemarin bisa, dikirim sehari langsung habis sehari itu. Bahkan bisa 100 persen. Akhirnya semua mengapresiasi, kita mengapresiasi dan mengirim stok banyak, pemerintah pusat mengapresiasi dan lainnya. Inilah percepatan yang bisa kita lakukan," jelasnya. Selain percepatan, yang tak boleh luput dari perhatian adalah perbaikan administrasi. Pencatatan vaksinasi harus dilakukan dengan tertib, baik di aplikasi P-care atau Smile. "Vaksinasi itu begitu nyuntik maka harus mengisi di P-Care dan Smile. Kalau itu bisa dilakukan maka akan terdata dengan baik. Sehingga tidak banyak komplain daerah yang hanya pakai perasaan, pakai data diri, bukan pakai data di sistem. Padahal di Smile dan P-Care terlihat stok (vaksin). Stok itulah yang menentukan kiriman (dari pusat) itu cepat atau tidak" tegasnya. Tak hanya data vaksinasi, dalam memasukkan data penambahan kasus juga harus dilakukan dengan benar. Ia menyebut, naiknya Kabupaten Brebes ke level 4 PPKM ternyata karena pemasukan data yang tidak sesuai. "Ternyata ada kejadian faskes (fasilitas kesehatan) yang memasukkan data delay. Kan saya sudah bilang, data delay jangan dimasukkan ke data harian, laporkan saja ke kami nanti kami masukkan sistem yang sudah ada. Kalau dimasukkan ke data harian, ya pasti naik. Kalau naik, ya pasti levelnya juga naik karena itu rumus," jelasnya. Baca: Ganjar Suka Usul Pedagang Mi dan Bakso Jualan Pakai Stiker Vaksin Sementara itu, dalam paparannya Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menerangkan, capaian vaksinasi di Jateng sudah mencapai 8,5 juta orang untuk dosis pertama atau setara dengan 29,91 persen. Sementara dosis kedua, capaian vaksinasi di Jateng mencapai 4,8 juta (16,89 persen) dan dosis ketiga untuk nakes mencapai 103.694 atau setara dengan 62,88 persen. "Untuk daerah yang masih rendah capaian vaksinasi dosis 1 yakni Brebes, Banjarnegara, Cilacap, Magelang dan Pemalang," pungkasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar