Prajurit TNI Nekat Akhiri Hidup dengan Loncat dari Jembatan Suramadu, Surat Wasiatnya Bikin Nyesek

MURIANEWS, Bangkalan – Seorang prajurit TNI diduga mengakhiri hidup dengan cara terjun bebas dari Jembatan Suramadu. Korban juga meninggalkan kendaraan sepeda motor bernopol L 5265 FE dan sepucuk surat wasiat, pada Senin (6/9/2021) sekitar pukul 21.00 WIB.
Informasi yang beredar di media sosial, pada tanda pengenalnya, korban diketahui berinisial W warga Perumahan Cendana, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.
Sedangkan sepucuk surat yang ditinggalkan berupa pesan terakhir, ungkapan hati, dan permintaan maaf seorang suami terhadap istri dan anak-anaknya. Meski pihak kepolisian belum memastikan kebenaran isi surat wasiat tersebut.
Kasat Polairud Polres Bangkalan AKP Arif Djunaedi membenarkan peristiwa tersebut. Ia juga memastikan dari kartu tanda pengenal bahwa korban adalah salah seorang prajurit TNI. Saat ini, Arif sedang mencari keberadaan korban dengan melibatkan sejumlah aparat gabungan dari Surabaya.
“Iya betul kan emang ada kartu tanda pengenalnya, sekarang masih kita cari keberadaan korban,” kata Arif dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (7/9/2021).
Korban meninggalkan motor kendaraan dan surat wasiat di lokasi kejadian. Benda lainnya yang ditinggalkan adalah sepatu korban, dompet, uang tunai dan kartu identitas. Sementara motor milik korban langsung diamankan di Pos Suramadu.
Sepucuk surat wasiat yang ditinggalkan pun bikin nyesek. Mengutip dari kabarsurabaya.com, berikut isi surat wasiat yang beredar tersebut :
Buat Mama dan Anak2ku
Maafkan Papa, selama mendampingimu belum bisa buat mama bahagia. Terimakasih sudah memberikan anak2 yang hebat (Pandu, Nasywa, Eira, Nofan).
Jadilah Ibu yang baik bagi anak2 kita
Ma’af Papa tidak menyatakan Mama istri yang baik. Papa juga bukan suami yang baik.
Papa telah gagal jadi Imam-mu, Papa bukan Imam yang baik. Jangan sesali semuanya.
Aku titip ke-4 anak2ku, anak2 kita
Semua ini Papa putuskan karena papa tidak pantas mendampingimu dan membesarkan anak-anak kita. (Rumah kita tidak pantas untukku)
………
……..
Selamat tinggal semuanya
MAAFKAN PAPA (AYAH)
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber: CNN Indonesia, kabarsurabaya.com