Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Ibu Hamil di Kudus Mulai Divaksin

Seorang ibu hamil mengikuti vaksinasi di Puskesmas Kaliwungu, Kudus, Kamis (19/8/2021). (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula).

MURIANEWS, Kudus – Ibu hamil di Kabupaten Kudus mulai mendapatkan vaksin Covid-19. Mereka mendapatkan vaksin jenis SinoVac secara serentak di puskesmas terdekat. Adapun pencanangan vaksinasi itu dilakukan di Puskesmas Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Badai Ismoyo saat menghadiri acara vaksinasi di Puskesmas Kaliwungu, Kamis (19/8/2021) mengatakan saat ini, Kabupaten Kudus baru memberikan kuota vaksin untuk 1000 ibu hamil. Jumlah itu lebih sedikit dari banyaknya ibu hamil di Kudus, yakni 3.358 orang.

“Untuk hari ini kami baru bisa berikan pada seribu ibu hamil. Kami akan coba upayakan untuk segera dapatkan kuota lagi,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kaliwungu, drg. Yuskal Yusrizal mengatakan Puskesmas yang dipimpinnya mendapatkan vaksin untuk 100 ibu hamil saja. Padahal, di wilayah kerja Puskesmas Kaliwungu ada 315 ibu hamil.

Adapun ibu hamil yang bisa mendapatkan vaksin minimal usia kehamilannya sudah di 14 minggu lebih sampai 33 minggu. Kemudian, tekanan darah yang dimiliki 140/90 saat menjalani screening tes kesehatan.

“Kalau komorbid tetap boleh, tapi harus ada izin dari dokter. Tetapi kalau kaki bengkak tidak dianjurkan untuk divaksin,” sambungnya.

Dia melanjutkan, ibu hamil rentan terkena Covid-19. Untuk itu vaksinasi ini bertujuan mencegah terpapar Covid-19.

“Ibu hamil yang divaksin ini juga diberi form khusus yang fungsinya sebagai data bagi bidan desa untuk dilakukan pemantauan selama sebulan ke depan pasca vaksin,” pungkasnya.

Baca Juga: 15 Ibu Hamil di Kudus Meninggal Karena Covid-19

Yuskal Yusrizal juga memastikan ibu hamil aman untuk divaksin. Ada tiga jenis vaksin yang diperbolehkan untuk diberikan pada ibu hamil, yakni Sinovac, Moderna, dan Pfizer. Adapun pemberian dosis pertama dan kedua dilakukan dengan jarak interval 30 hari.

Menurutnya, saat ini sudah ada penelitian tekait pemberian vaksin pada ibu hamil. Hingga saat ini, lanjutnya, belum ada temuan permasalahan pada ibu hamil maupun janin.

“Justru janin malah jadi sehat. Selain itu vaksinasi malah bisa mengurangi risiko terhadap ibu hamil,” terangnya.

Ditanya terkait efek samping, dia menyebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dirasakan sama seperti orang pada umumnya, yakni panas, pegal dan mual. “Tetapi itu wajar. Yang penting ibu hamil jangan terlalu stres,” ungkapnya.

Dokter Yuskal Yusrizal menyampaikan Ibu hamil yang divaksin ini juga diberi form khusus. Fungsinya sebagai data bagi bidan desa untuk dilakukan pemantauan selama sebulan ke depan pasca vaksin.

“Kalau misal terjadi KIPI berat bisa dirujuk ketiga rumah sakit di Kudus. Seperti RSUD Loekmono Hadi, Mardirahayu, dan RSI,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang ibu hamil yang divaksin, Siska Maliya mengaku awalnya sempat takut divaksin. Saat ini usia kehamilannya memasuki usia ke enam bulan. Dia ikut vaksin agar tidak terpapar Covid-19.

“Akhirnya ikut vaksinasi ini. Karena diberi tahu bidan desa tidak perlu takut untuk divaksin. Harapannya bisa mencegah tertular corona,” ujar perempuan asal Prambatan Kidul itu.

 

Reporter: Vega Ma’arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.